Rabu, 02 Juli 2008

mbx yani

Gairahku Dengan Mbak Yani
Setelah pindah dari rumah Tante Nita aku kos di daerah Taman Sari. Tempat kosnya cukup enak, lingkungannya juga cocok karena banyak mahasiswa. Tidak seperti di tempat Tante Nita, di tempatku yang baru ibu kosnya sudah tua dan sama sekali tidak menarik. Jadi aku sama sekali tidak berharap bisa menikmati hal-hal romantis dengan ibu kos di sini. Untunglah sebelum pindah aku dan Tante Nita sepakat tetap saling menguhubungi. Jadi kalau libidoku sedang tinggi aku langsung pergi ke wartel untuk bikin janji dengan Tante Nita, biasanya Tante Nita akan langsung menjemputku untuk pergi berkencan ke Lembang.

Tidak berapa jauh dari tempatku, ada seorang mahasiswi cantik. Angkatannya beda empat tahun denganku, kuliah tingkat akhir di Fakultas Hukum sebuah universitas swasta terkenal di daerah Taman Sari. Namanya sebut saja Yani, aku memanggilnya 'Mbak Yani' karena dia memang lebih tua dariku dan berasal dari Malang. Untuk ukuran cewek tingginya lumayan, kira-kira 165 cm, cuma beda 3 cm dariku. Rambutnya lurus panjangnya sedikit di bawah bahu, kulitnya putih dan bodynya bagus banget. Apalagi kalau sedang pakai jeans dan T-shirt, wow! Kalau dari skala 0 sampai 10 aku bisa kasih dia nilai 8,7 (Tante Nita cuma 6,8). Hanya sayangnya dia sudah punya pacar. Tapi sebagai tetangga kami cukup akrab, kadang aku main ke tempat kosnya sekedar untuk ngobrol dan nonton TV.

Suatu hari ketika aku datang ke tempat kosnya, aku lihat Mbak Yani sedang duduk termenung di depan kamarnya. Matanya terlihat sembab seperti habis menangis. "Lho Mbak, ada apa kok kayaknya baru menangis? Belum dikirimin duit yaa...?" aku mencoba mengajaknya becanda seperti biasa. Mbak Yani hanya menggeleng diam. Wah... kayaknya serius nih... akupun terdiam beberapa saat sambil mencoba mencerna situasi.

"Ya udah Mbak, aku minta maaf... kalau Mbak lagi pengen sendiri aku balik dulu ya..."
"Nggak apa-apa Don, kamu kalau mau nonton TV disini aja, nggak usah pulang... sekalian kamu temenin mbak ya.." katanya sambil mempersilahkan aku masuk.

Kasihan Mbak Yani, baru sekali ini dia kelihatan sedih sekali. Tentu ada persoalan yang cukup besar buatnya. Sambil nonton TV aku mencoba menghiburnya, "Mbak.. ada masalah apa? Cerita aja ke Doni... biar sedihnya nggak ditanggung sendiri. Aku sudah menganggap Mbak Yani sebagai kakakku sendiri kok."

Setelah terdiam beberapa saat Mbak Yani mulai bicara dengan suara menahan perasaan, "Aku baru putus sama Mas Ary... cowok sialan itu ternyata punya pacar lagi dan hamil..."

Pelupuk mata Mbak Yani tampak berkaca-kaca.

"Tega-teganya dia berbuat seperti itu, padahal sudah empat tahun kami pacaran dan aku tidak pernah sedikitpun mengecewakan dia. Apa semua cowok seperti itu Don?"

"Nggak semua begitu mbak... sudah lupakan saja semua yang sudah terjadi, Mbak Yani masih punya banyak waktu untuk memulai lagi yang baru. Masih banyak cowok yang baik dan pantas buat Mbak Yani..." kataku sambil memegang tangannya. Mbak Yani tampak mencoba tersenyum, manis sekali.

"Mbak gimana kalau kita jalan-jalan naik motorku... biar Mbak Yani nggak sedih terus gitu... kita minum bajigur di Jalan Supratman yukk," aku mencoba menawarkan jasa. Mbak Yani mengangguk setuju.

Kamipun meluncur ke Jalan Supratman. Itulah pertama kali aku mengajak Mbak Yani naik Honda GL-Pro kesayanganku. Kesedihannya perlahan mulai mencair dan Mbak Yani mulai banyak menceritakan kekesalannya pada Mas Ary, bekas cowoknya. Aku hanya mengangguk-angguk sambil terus memegang tangannya yang melingkar di pinggangku.

Sampai di warung bajigur di Jalan Supratman kami langsung mencari tempat duduk yang enak untuk ngobrol. Aku tahu Mbak Yani sangat butuh tempat untuk mencurahkan semua kekesalannya. Sambil kami menikmati bajigur dan gorengan Mbak Yani masih terus bercerita panjang lebar, aku jadi pendengar yang baik sambil sekali-sekali mengiyakan dan mencoba menghiburnya.

Setelah Mbak Yani puas menceritakan semua uneg-unegnya kamipun pulang. Sepertinya Mbak Yani betul-betul terlepas dari beban kesedihannya, dia mulai bisa bercanda lagi seperti biasa. Sepanjang jalan Mbak Yani memeluk pinggangku dengan erat, kepalanya disenderkan ke punggungku. Aku senang sekali bisa membuatnya terhibur.

Sampai di rumah kira-kira jam 10 malam, aku mengantar Mbak Yani ke tempat kosnya. Saat aku mau pulang tiba-tiba Mbak Yani memegang tanganku, "Don, kamu jangan langsung pulang ya.. temenin Mbak nonton TV sebentar..." Aku mengangguk.

Tidak seperti biasanya, kali ini Mbak Yani kelihatan begitu manja padaku. Di ruang TV ia merebahkan kepalanya di pangkuanku. Ah.. ini kesempatan yang nggak akan datang dua kali pikirku. Sementara tangan kiriku memegang tangan kirinya, tangan kananku membelai-belai rambutnya yang lembut dan harum. Suasana malam itu menjadi terasa romantis. Perlahan-lahan naluri kelaki-lakianku mulai bangkit. Dengan lembut kucium pelipis Mbak Yani, dia diam saja tapi tangannya meremas tanganku.

Sekali lagi pelipisnya kucium, kali ini Mbak Yani membalikkan wajahnya dan menatapku. Tanpa pikir panjang aku perlahan-lahan mendekatkan bibirku pada bibirnya dan kami mulai berciuman. Bibirnya terasa hangat dan lembut sekali di bibirku.

Mbak Yani melepaskan bibirnya, "Don.. nggak enak disini, kita di kamar aja ya..."
Kamipun masuk ke kamar dan Mbak Yani langsung mengunci pintu. Masih dalam posisi berdiri, sambil kubelai rambutnya kembali bibir kami saling melumat.

Tanganku perlahan-lahan mulai menjelajahi tubuhnya. Saat tanganku menyentuh payudaranya, Mbak Yani mendadak melepaskan ciumannya, "Don... jangan..." Tapi dari tatapannya aku merasa kalau Mbak Yani ragu, antara mau dan malu. Aku hanya tersenyum, lalu bibir kami kembali saling melumat. Kuulangi lagi tanganku menjalari tubuhnya perlahan-lahan hingga akhirnya sampai kembali di payudaranya. Kali ini Mbak Yani tidak menolak, malah bibirnya semakin kuat memagut bibirku dan lidahnya terus melilit lidahku. Perlahan-lahan kuremas payudaranya dengan lembut. Mbak Yani semakin erat memelukku dan tangannya juga mulai aktif menggerayangi punggungku. Satu demi satu kancing bajunya kubuka, tak ada tanda-tanda Mbak Yani melarangku. Akhirnya tanganku mulai berani masuk ke sela-sela BH-nya dari bawah.

Ah... betapa empuk dan hangatnya payudara gadis cantik ini. Payudaranya jelas tidak sebesar punya Tante Nita tapi yang pasti terasa lebih kencang dan mulus. Ketika jariku mulai menyentuh puting susunya yang mungil Mbak Yani mulai menggeliat terangsang. Perlahan-lahan kulepas baju Mbak Yani, lalu kemudian BH-nya. Akupun melepas bajuku sehingga kami berdua berciuman dalam keadaan telanjang setengah badan.

Mbak Yani kemudian mengajakku ke tempat tidurnya, ia langsung merebahkan diri dan menarik tanganku untuk berbaring di sebelahnya. Di atas tempat tidur, sambil bibir kami saling melumat, tangan kananku terus aktif memainkan payudara dan putingnya. Mbak Yani makin terangsang dan mulai berdesah-desah keenakan, "Ah...mmh...mmhhh..."

Kemudian tanganku mulai berpindah ke bawah, perlahan-lahan kubuka kancing dan resleting celana jeansnya. Tanganku mulai menyelinap ke balik celana dalamnya. Kurasakan bulu-bulu halus disekitar vagina Mbak Yani, kemudian jariku menemukan belahan vaginanya yang hangat dan mulai basah. Saat jari tengahku ... ...menyentuh klitorisnya, Mbak Yani mendesah kuat tertahan sambil memegang tanganku, "Mmmhhh.....uuuhh.."

Kepalaku mulai turun ke bawah, ke arah payudara Mbak Yani. Sementara tanganku terus mengeksplorasi klitoris dan lubang vagina Mbak Yani, lidahku yang nakal mulai menjilati payudara dan putingnya. Kadang-kadang putingnya kuemut dan kuhisap sambil kupermainkan dengan lidah. Mbak Yani terus menggelinjang keenakan sambil tangan kirinya meremas rambutku sementara itu nafasnya terdengar mulai berat.

"Mbak, aku lepas semua ya...," kataku sambil melepaskan celana jeans dan celana dalam dari kakinya. Mbak Yani hanya diam pasrah. Aku lalu melepaskan celanaku sendiri sehingga kami berdua terbaring di tempat tidurnya tanpa sehelai benangpun. Sejenak kutatapi seluruh tubuh Mbak Yani, indah sekali. Lekuk tubuhnya nyaris sempurna dan mulus sekali tanpa cacat sedikitpun. Payudaranya yang berukuran sedang menyembul kencang dengan putingnya yang mungil berwarna sedikit lebih gelap dari kulitnya. Sementara itu di vaginanya tampak ditumbuhi bulu-bulu halus yang mencoba menutupi belahannya yang terlihat basah dan berwarna merah muda.

"Mbak Yani cantik sekali... indah luar biasa..," pujian spontan keluar dari mulutku. Mbak Yani hanya tersenyum malu, kulihat wajahnya yang putih berubah memerah. Ah.. Mbak Yani, sekarang nilaimu kutambah jadi 9!

Perlahan-lahan aku mengambil posisi di antara kedua kakinya. Kuangkat kaki kiri Mbak Yani dan betisnya kujilati, perlahan-lahan jilatanku bergeser ke lutut lalu ke daerah pahanya. Akhirnya sampailah aku di pangkal pahanya. Dengan lembut kusibakkan bulu-bulu halusnya dan jari-jariku mulai membuka belahan vaginanya, sehingga lubang vagina Mbak Yani dan klitorisnya yang mungil tampak jelas. Langsung kukecup vagina Mbak Yani dan kujilati liangnya dengan penuh semangat, sementara Mbak Yani tergolek pasrah sambil memejamkan mata. Aroma vagina Mbak Yani yang khas membuatku semakin bernafsu. Saat klitorisnya kupermainkan dengan lidahku Mbak Yani mendesah lagi dan menekan kepalaku dengan kedua tangannya, "Aahhh.. Doni... Mmhh..."

Tidak sampai 5 menit Mbak Yani mulai tidak tahan dan minta berhenti, "Stop dulu Don.. Mbak udah nggak tahan... nanti keluar, Mbak mau gantian, boleh?"

Aku melepaskan kepalaku dari selangkangan Mbak Yani dan pindah berbaring di sebelahnya. Mbak Yani bangkit memegang penisku dan langsung menjilatinya sambil tangannya meremas buah zakarku. Mbak Yani tidak membiarkan satu bagianpun dari penisku yang bebas dari jilatan lidahnya, semuanya dijilati habis mulai daripangkal penis sampai kepala penis dan lubangnya. Bahkan sesekali ia menjilati bola pingpongku sampai ke bagian pangkalnya sehingga menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang luar biasa.

Setelah puas dengan lidahnya, ia mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Sambil bibirnya menghisap, Mbak Yani terus mempermainkan batang penisku dengan lidahnya. Luar biasa, tidak kusangka Mbak Yani yang cantik dan sehari-hari demikian sopan dan lembut ternyata sangat mahir dalam mempermainkan penis seorang pria.

Pinggulku tanpa sadar mulai bergerak-gerak mengimbangi rangsangan Mbak Yani dan aku mulai mendesah-desah ke enakan, "Mmh... Mbak... enak Mbak... terusin Mbak..." Sementara aku menikmati oral Mbak Yani, tanganku menyelinap di bawah perutnya dan mulai menjelajahi selangkangannya. Aku langsung mengusap-usap klitoris Mbak Yani yang sudah sangat basah dan mengeras dengan jari tengahku.

Tidak berapa lama kemudian badan Mbak Yani terasa mulai bergetar tak teratur, ia langsung melepaskan penisku dan menarik tanganku dari klitorisnya. "Doni... masukin sekarang ya... Mbak hampir nggak tahan..," katanya sambil merebahkan diri di sampingku dengan nafas yang terengah-engah.

Aku bangkit, Mbak Yani langsung mengangkat lutut dan membuka kakinya. Celah vagina Mbak Yani tampak sedikit terbuka dan sudah basah oleh cairannya sendiri.

"Mbak, kalau Doni keluar di dalam bagaimana?" tanyaku.
"Enggak apa-apa, Mbak baru selesai mens dua hari yang lalu jadi sekarang masih aman," katanya sambil tersenyum menantang. Ah.. Mbak Yani, tergeletak pasrah seperti itu membuatnya tampak seksi sekali dan aku menjadi sangat terangsang. Penisku terasa mengeras dan membesar siap meledak. Aku ingin segera menindih tubuhnya dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Langsung kuarahkan penisku ke selangkangannya, perlahan kubuka bibir vagina Mbak Yani dan kepala penisku kuletakkan tepat di atas lubang vaginanya. Dengan dorongan yang perlahan tapi pasti masuklah seluruh penisku ke dalam lubang Mbak Yani. "Mmhh....," Mbak Yani mendesah perlahan sambil menggigit bibirnya. Gila, rasanya enak banget. Dibanding dengan punya Tante Nita jelas vagina Mbak Yani lebih fresh dan lebih sempit. Aku merasakan batang penisku dari pangkal sampai ujung seperti dicengkeram oleh dinding-dinding vagina Mbak Yani. Sambil kucium lehernya, kumasukkan penisku dalam-dalam dan kutahan bberapa saat untuk meresapi sensasi nikmat yang diberikan oleh vagina Mbak Yani.

Akhirnya pinggul Mbak Yani mulai bergerak-gerak meminta aku untuk menggesek-gesekkan penisku. Akupun mulai menggerak-gerakan pinggulku untuk menancapkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Mbak Yani. Sementara itu tangan kiriku menggenggam tangan kanan Mbak Yani dan tangan kananku meremas payudara serta mempermainkan putingnya. Mata Mbak Yani tampak terpejam dan bibir bawahnya terus digigit menahan nikmat. Kami berganti posisi berkali-kali, kadang Mbak Yani di atas, lalu kembali aku yang di atas.

Kira-kira setelah limabelas menit berlalu kurasakan gerakan Mbak Yani makin lama makin kuat dan desahannya makin sering serta nafasnya semakin berat. Sementara itu tangannya makin erat memelukku. Kelihatannya Mbak Yani sudah hampir orgasme dan akupun mulai merasakan dorongan yang sama... aku sudah hampir kehilangan kontrol.

"Doni.. mmhh... Mbak udah hampir keluar.."
"Doni juga Mbak, kita barengan ya..."
"Mmmh... Doni... Mbak nggak tahan lagi...Aaah..."

Pinggul Mbak Yani terasa menyentak-nyentak ke atas, akupun menusukkan penisku makin cepat dan makin dalam...sampai akhirnya kenikmatan puncak itu sudah tidak dapat kami tahankan lagi....

"Donii.... Uuuhhhh... aaahhhhh..."
"Mbak Yani..... Aaaaghhhh......"

Kupeluk Mbak Yani erat-erat dan diapun mencengkeram punggungku dengan sekuat tenaga, kami orgasme bersamaan dengan penisku tertanam dalam-dalam di vagina Mbak Yani sambil mengeluarkan seluruh isinya. Sebuah orgasme yang luar biasa nikmat. Kami berpelukan cukup lama sampai akhirnya aku mulai merasakan kelelahan akibat orgasme yang intens. Kukecup bibir Mbak Yani dan aku merebahkan diriku di sampingnya. Mbak Yani terlihat terengah-engah kelelahan, matanya masih terpejam dan mulutnya sedikit terbuka.

Kupandangi wajah Mbak Yani yang basah oleh keringat tampak begitu cantik dan seksi dalam kelelahannya. Tapi tiba-tiba kulihat ada air mata yang menetes dari kedua ujung matanya. Aku tersadar kalau aku mungkin telah melakukan perbuatan yang tidak seharusnya kulakukan. Aku telah mengambil kesempatan dari kerapuhan emosi Mbak Yani saat dia sedang patah hati...

"Mbak... Doni minta maaf mbak... ... ...seharusnya Doni nggak begitu sama Mbak Yani..," kataku sambil membelai rambutnya. Mbak Yani mengusap air matanya dan menatapku sambil tersenyum.
"Nggak apa-apa Don, Mbak nggak nyesel melakukan ini dengan kamu. Mbak hanya teringat sama si Ary sialan itu. Mbak sudah menyerahkan segalanya sama dia dan sampai kami putus Mbak tidak pernah dengan orang lain selain dia. Tapi ternyata....,"
"Sudahlah... Mbak... nggak usah diingat lagi...," aku spontan meletakkan telunjukku di mulutnya supaya Mbak Yani tidak terus bicara mengenai bekas cowoknya.

Aku lega karena bukan aku yang menyebabkannya menangis, langsung kubelai lagi rambut Mbak Yani dan kukecup lembut bibirnya. Kubiarkan Mbak Yani merebahkan kepalanya di dadaku sambil kupeluk. Malam itu terasa begitu indah sekali, sayang sekali aku tidak bisa menginap di rumah Mbak Yani. Aku tidak ingin Mbak Yani diusir dari tempat kosnya gara-gara aku.

Sejak saat itu hubunganku dengan Mbak Yani menjadi semakin dekat, dan setiap ada kesempatan kami tidak segan-segan mengulangi lagi apa yang kami perbuat malam itu. Mbak Yani tidak pernah menyesalinya, apalagi aku. Tapi hubunganku dengan Mbak Yani tetap seperti adik-kakak, sekalipun sebenarnya aku mengharapkan bisa menjadi kekasihnya. Tampaknya Mbak Yani masih belum mau menjalin kisah asmara baru dengan siapapun.

Hubunganku dengan Mbak Yani tidak berlangsung lama karena tujuh bulan setelah itu Mbak Yani lulus dan kembali ke Malang. Sebelum kami berpisah Mbak Yani sempat meneraktirku menginap semalam di Hotel Putri Gunung, Lembang. Katanya Mbak Yani mau punya kenangan indah denganku.

Kami menikmati malam terakhir itu dengan bersetubuh sepanjang malam sampai kami benar-benar lelah dan tertidur pulas hingga siang. Begitu bangun tidur kami langsung melakukannya lagi, di tempat tidur, di lantai, dan juga di bathtub. Kalau kelelahan kami hanya berbaring tanpa busana sambil berpelukan menunggu energi kami pulih kembali. Kami hanya keluar kamar untuk makan dan sekadar jalan-jalan di sekitar hotel, setelah itu kami kembali ke kamar untuk bercumbu, bersenggama, dan menikmati setiap detik kebersamaan kami yang terakhir. Kami pulang kembali ke Bandung dalam keadaan lelah dan benar-benar puas.

Lima tahun kemudian, aku menerima sebuah undangan perkawinan bertuliskan, "Kepada Adikku Tersayang...." Aku bersyukur ternyata kakakku yang cantik itu akhirnya menikah juga dengan pria pilihannya. Calon suaminya seorang pengusaha real-estate. Aku datang ke pesta perkawinannya di Malang dan memberikan selamat serta doa... Mbak semoga suamimu tidak pernah membuatmu menangis seperti dulu.


TAMAT

pengen

pengisi Birahi yang tinggi....
Perkawinan mereka baru berumur 2 tahun dan belum dikaruniai anak. Keadaan rumah tangga mereka biasa biasa saja, hanya baru baru ini Rudi selalu sibuk dengan pekerjaannya kadang pulang larut malam bahkan kadang dikirim perusahaannya keluar negeri sampai berbulan bulan. Hesty mulai merasa kesepian, pernah satu kali ia ingin ikut suaminya keluar negeri tetapi suaminya tidak mengijinkan.

Hesty protes karena tidak punya kawan berbicara, akhirnya Rudi mengusulkan untuk ditemani saudara jauhnya Robert 34 th yang kebetulan dipindahkan oleh perusahaannya kekota mereka tinggal. Robert baru saja cerai dengan istrinya karena ada ketidak cocokkan diantara mereka. Robert mempunyai wajah yang cukup tampan dengan tubuh atletis memiliki sifat easy going mudah bergaul dan mempunyai sifat womenizer. Singkat cerita Robert akan tinggal dirumah mereka sebagai orang ketiga yang akan merubah kehidupan Hesty selanjutnya.

Di hari pertama Robert tinggal di rumah mereka, Robert langsung terpesona akan kecantikan Hesty atau lebih tegas lagi ia tergiur oleh kemolekan tubuhnya yang aduhai itu. Hanya karena ia baru saja bertemu dengan saudaranya setelah sekian lama tidak bertemu maka ia lebih menyesuaikan dirinya sebagai layaknya seorang kakak. Rudi tidak menaruh curiga apapun kepada Robert bahkan ia meminta saudaranya untuk menemani istrinya jikalau ia keluar kota.

Suatu saat ketika Rudi akan mendapatkan tugas kantornya selama dua bulan, malam sebelumnya mereka saling berdebat, rupanya Hesty tetap ingin ikut karena dua bulan bukan waktu yang singkat dan Hesty yang mempunyai sifat polos dan blak blakan langsung to the point bahwa sudah tiga minggu ia tidak digauli oleh suaminya dan sekarang mau ditinggal dua bulan. Rudi coba menenangkan istrinya dengan mengimingi akan dibawakan oleh oleh dari belanda, Hesty tetap kecewa ia hanya ingin kemesraan dari suaminya, akhirnya dengan terpaksa Rudi menggauli istrinya malam itu tetapi karena pikirannya hanya pada tugasnya saja maka ia dengan tempo singkat ia menggauli istrinya dan Hesty pun tidak mendapatkan kepuasan bathin yang ia sangat harapkan dari suaminya.

Esok harinya setelah suaminya berangkat ke airport seperti biasanya Hesty menyediakan makan pagi, kali ini hanya untuk Robert saja dan setelah siap Hesty memanggilnya untuk sarapan. Sebenarnya Robert sudah bangun tetapi ia tahu bahwa saudaranya keluar negeri hari ini dan ia mendengar perdebatan mereka tadi malam, maka pagi ini ia akan mencoba hasratnya untuk menguji Hesty. Lalu ia menyiapkan suatu rencana dengan pura pura ketiduran sambil menaruh beberapa majalah porno diserakan dilantai.

Benar saja tiba tiba pintunya yang tidak tertutup rapat diketuk oleh Hesty "..Mas Robert, sarapan Mas.." Hesty memanggil Robert sembari mendorong pintunya untuk melongok kedalam kamar, ternyata Robert masih tidur dengan memakai selimut menutupi tubuhnya, "Mas bangun sarapan.." Ia melihat Robert begitu nyenyak tidurnya akhirnya berniat untuk membangunkannya sendiri dengan masuk kekamar, ia melihat kelantai banyak sekali majalah yang telah terbuka berserakan, maka sebelum membangunkannya, Hesty bermaksud membereskan dahulu majalah majalah tersebut tetapi alangkah terkejutnya ketika ia mendapati gambar gambar yang ada didalam majalah tersebut.

Tangan Hesty bergemetaran, hatinya berdegup keras melihat pose pose persetubuhan yang sangat closed up, dengan cepat ia melirik kuatir Robert tiba tiba bangun, hatinya ragu ragu sebenarnya ia ingin cepat cepat membereskan majalah ini ketempatnya tetapi entah mengapa ada suatu hasrat ingin melihat gambar gambar itu lebih jauh, "..Ah.. satu dua halaman sudah itu cepet cepet ditaruh lagi.." pikiran Hesty yang bercabang, lalu pelan pelan ia buka halaman demi halaman, makin dilihat makin melotot matanya, ia melihat satu wanita sedang disetubuhi dua laki-laki, jantungnya makin berdegup keras selangkangannya terasa gatal vaginanya terasa berdenyut denyut putingnya mengeras.

Birahinya dengan cepat meluap kepermukaan apalagi tadi malam hasrat birahinya tidak tertuntaskan oleh suaminya, kembali ia melirik ketempat tidur "..Ah Mas Robert masih tidur.." lalu pelan pelan ia duduk di lantai sambil menarik dasternya keatas sehingga terlihat celana dalamnya yang menerawang tipis kemudian ia masukan tangannya kedalam CD-nya, rupanya Hesty ingin menuntaskan birahinya dengan masturbasi sambil menghayalkan gambar gambar tersebut, mulailah Hesty menggosok gosok clitorisnya sambil memelototi beberapa pose pose gambar yang merangsang birahinya, Hesty begitu terokupasi dengan masturbasinya sampai napasnya tersengal tersengal tiba tiba terdengar deritan tempat tidur, membuat Hesty kaget bukan kepalang jantungnya terasa berhenti.

Ketika ia menengok ke tempat tidur rupanya Robert masih pura pura tidur tetapi sudah berubah posisi dengan menghadap ke dirinya dan yang sangat mengejutkan Hesty, Robert sudah tidak berselimut lagi dan hanya memakai celana dalam, rupanya Robert dari tadi memperhatikan Hesty sehingga penisnya berdiri, pemandangan yang membuat birahinya semakin tidak menentu melihat tubuh Robert yang kekar dadanya yang bidang hanya dibalut sepotong celana dalam ketat dan mini dimana terlihat jelas batang kemaluannya tercetak dicelana dalamnya. Tubuh Hesty terasa kaku dan berat sekali untuk digerakkan, tetapi akhirnya ia agak lega ketika Robert terdengar mendengkur tanda masih nyenyak tidur.

Sekarang Hesty mempunyai dua pilihan melihat gambar yang ada dimajalah dan tubuh Robert yang macho yang hanya dibalut CD mini itu. Perlahan Hesty merubah posisinya menjadi berhadapan dengan Robert dengan majalah ditangan kirinya, tangan kanannya sibuk memasturbasi vaginanya sedang matanya bergantian memandangi gambar dan tubuh macho dihadapannya. Robert benar benar tidak percaya apa yang dia intip melalui pincingan matanya, tubuh Hesty menghadap kedirinya dasternya yang tipis sudah begitu awut awutan terangkat sampai kepinggang pahanya yang putih mulus sampai kepangkal pahanya benar benar merangsang laki laki manapun yang melihatnya.

Robert tidak menyangka sedikitpun perangkapnya melebihi perkiraannya. Terdengar napas Hesty mulai tidak beraturan tangan kirinya sudah tidak memegang majalah lagi melainkan pindah ke payudaranya yang makin mengencang, dibukanya beberapa kancing baju sehingga dengan bebas ia memeras meras sambil memuntir muntir puting susunya, "..ssh aachh..!" terdengar desahan halus dari mulut Hesty jarinya semakin hot menekan bibir vaginanya yang sudah basah dan merekah, matanya terpaku kepada tubuh Robert terutama kebenda yang terbalut CD itu, membayangkan betapa nikmatnya benda itu dimasukkan kedalam vaginanya.

Tiba tiba Robert berbalik memunggungi Hesty, kali ini Hesty sisuguhi punggung Robert yang kekar dan.., bokongnya .. ohh.. Hesty menahan menapas melihat pantat yang kekar yang hanya dibalut CD, baru kali ini ia melihat seorang pria bukan suaminya nyaris telanjang langsung didepan matanya. Hesty makin bergeser mendekati tubuh tsb ia ingin memandangi lebih jelas lagi, desahannya makin terdengar jelas. Robert merasakan sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi rangsangan yang menggelora ditubuhnya lalu ia melakukan perangkap terakhir dengan berpura pura melindur.

".. Ohh.. Hesty kau sungguh cantik.." mulailah Robert pura pura ngelindur. Hesty kaget mendengarnya sejenak ia berhenti melakukan aktifitasnya. ".. ... ...Ohh..seandainya kau istriku akan kupeluk mesra dirimu akan kuciumi seluruh tubuhmu yang begitu sexy.." Hesty benar benar bingung mengapa tiba tibak Robert melindurkan dirinya tetapi hatinya begitu senang ada seseorang yang menyanjung dirinya walaupun yang menyanjung itu saudara suaminya. Tanpa disadari Hesty menggunggam sendiri, ".. Ohh Mas Robert seandainya kau suamiku akan kupeluk tubuhmu yang perkasa ini.." Walaupun suara Hesty terdengar lirih tetapi Robert masih dapat mendengarnya, Robert makin berani melakukan aksinya.

"..Ohh.. Hesty sudah lama aku tidak bergaul dengan wanita seandainya kau bersedia, ingin rasanya aku menyetubuhimu akan kumasukan punyaku ini ke vaginamu akan kuberikan kepuasan yang kau dambakan.." Hesty terhenyak darahnya terasa mendidih..mengapa ia tahu bahwa ia mendambakan kehangatan seorang laki laki, napsu birahinya semakin menjadi jadi. Vaginanya berdenyut denyut jarinya semakin dalam merogoh lubang kenikmatannya membayangkan ucapan Robert tersebut. Tiba tiba Robert berbalik lagi kali ini ia mencelentangkan tubuhnya sambil menceloteh memanggil nama Hesty dengan gerakan seperti tidak disengaja ia mengusap usap batang kemaluannya lalu dengan perlahan Robert mencopot CD nya hingga batang kemaluannya mengacung dengan tegar.

Hesty membelalakkan matanya jantungnya terasa berhenti darahnya berdesir berputar cepat sekali. Tadi malam ia merasakan batang kemaluan suaminya tidak setegar dan sebesar apa yang dilihat sekarang. "..Ohh Hesty lihat batang penisku sudah siap untuk memuasi birahimu, oh seandainya kau diatasku akan kugesek gesekan penisku kevaginamu yang sudah merekah basah itu.." kembali Robert berceloteh memancing reaksi Hesty, benar saja Hesty seperti tersihir tanpa melepaskan pandangannya ke batang kemaluan Robert, seluruh tubuhnya bergetar, vaginanya terasa berdenyut denyut dibakar hawa birahinya, tadi malam ia tidak mendapat kepuasaan yang ia harapkan dari suaminya dan sekarang terpampang tubuh laki laki yang bersedia memuaskan kebutuhan badaniahnya. oh.. pikirannya menjadi kacau, nafsu birahi Hesty semakin terbakar sampai sampai tanpa disadarinya ia lepas celana dalamnya bahkan sekaligus melepaskan dasternya sehingga tanpa diminta ulang, lagi Hesty bertelanjang bulat dihadapan Robert yang sedang ngelindur itu.

Dengan tubuh bugil putih mulus sungguh sangat sexy Hesty menaiki tempat tidur sambil mengangkat pantatnya yang sexy buah dadanya yang membusung ikut bergoyang, lalu dengan perlahan ia membuka kedua pahanya sehingga kelihatan vaginanya yang juga membusung, bibirnya terbelah merekah kemerah-merahan diantara bulu bulu kemaluannya yang halus dan sudah kelihatan basah berair. Clitorisnya berwarna merah muda sebesar biji kacang terlihat mencuat keatas diujung bibir vaginanya.

Hesty mulai mengambil posisi berjongkok tepat diantara batang kemaluan Robert yang sudah berdiri tegang. Pikiran Hesty sudah begitu kacau napsu birahinya tidak dapat dikuasainya lagi, kata kata Robert merupakan ajakan yang sangat menggoda kebutuhan sexnya. Hesty melihat tubuh Robert yang sangat perkasa kepala penisnya sudah begitu dekat dengan vaginanya. Tapi entah mengapa Hesty menunggu celotehannya lagi seolah olah menunggu komando untuk pembenaran tindakannya. ".. Ohh.. Hesty, masukin penisku ke vaginamu sayang.." Robert memicingkan sebelah matanya benar benar tak percaya apa yang dilihatnya, lekuk lekuk tubuh Hesty yang begitu sempurna telanjang bulat bulat terpampang dihadapannya lalu dengan kata kata bergetar ia meneruskan celotehannya "..Ohh akhirnya kau datang dalam mimpiku Hes.. pahamu sungguh mulus.." Robert menaruh kedua tangannya di paha Hesty sambil mengelusnya. Hesty bergetar hebat, sentuhan tangannya menyadarkan seluruh hayalannya.

Akhirnya Hesty sadar bahwa ia betul betul membutuhkan kehangatan seorang pria dan pria itu berada tepat dihadapannya hanya saja ia mengharapkan Robert tetap dalam keadaan tidur dan tidak menyadari kejadian ini sehingga ia tidak terlalu sungkan atau malu menghadapinya nanti.

Setelah terangsang begitu hebat oleh sentuhan tangan Robert yang mengelus ngelus pangkal pahanya menyentuh pinggiran vaginanya, Hesty tidak langsung memasukkan batang kemaluan kedalam lubang vaginanya yang sudah merekah basah untuk menyambut batang penis yang besar itu, melainkan terlebih dahulu digenggamnya batang kemaluan Robert, "aaggh..!!" Hesty tak kuasa mendesis merasakan didalam genggamannya betapa keras dan besar penisnya ini, lalu perlahan Hesty menggesek-gesekkan kepala kemaluannya diantara belahan vaginanya sehingga kepala yang besar itu basah dan mengkilap oleh cairan lendir yang keluar dari celahan bibir vaginanya.
Hesty terbuai dengan mata yang terpejam sambil mendesah-desah menahan gejolak nafsu birahi yang terus membara.
".. sshh.. mmhh.. oogghhss..!! Bagaikan diguyur air hangat Hesty mendesah panjang tubuhnya terasa dialiri jutaan volt kenikmatan napsu birahinya makin terangsang hebat.

Hesty mulai menekan kepala penis yang sudah pas berada di posisi mulut lubang vaginanya. Tampak kepala penis Robert masih agak sulit masuk kedalam lubang vaginanya yang walaupun sudah basah dan berair itu karena belum pernah kemasukan penis sebesar ini.
".. ssleebb.. sslleebb.. sslleebb.. bblleess.." pelan pelan Hesty menekan batang penis tersebut sehingga sedikit demi sedikit berhasil menyusup lubang vaginanya yang terasa sekali masih sempit walaupun sudah begitu basah.
".. aauukkhh.. sshh..! besaar sekalii..!!" Hesty menggunggam sendiri sambil menggelengkan kepalanya. "..Oohh Hesty sempit sekali vaginamu..? terasa berdenyut denyut mencengkeram penisku..!" Robert berusaha sekeras mungkin untuk tetap pura pura ngelindur, "..Punyanya maass..yang besaar.." tanpa sadar Hesty menjawab lindurannya Robert. "..Tapi kamu maukan Hess..?" Hesty terhenyak jantungnya berdetak keras mendengar ocehannya dijawab Robert, koq orang tidur bisa jawab.

Robert sudah tidak sanggup lagi untuk berpura pura, kepala penisnya yang sudah terjepit diantara bibir vaginanya ditambah tubuh Hesty yang begitu menggiurkan mana mungkin ia bisa mempertahankannya. Lalu Robert membuka matanya sambil memandang mata Hesty dengan penuh pengharapan dan permintamaafan. Hesty kaget bukan kepalang tubuhnya terasa lemas, rasa malu menyelubungi seluruh pikirannya tidak satupun kata yang bisa meluncur dari mulutnya. Melihat keadaan tidak begitu menunjang Robert langsung mengambil inisiatif dengan bangkit setengah duduk sambil memeluk tubuh Hesty.
"Hess.. maafkan Mas Robert, Mas Robert memang merindukanmu sayang, saya selalu bermimpi bercengkerama denganmu, saya pikir kamu hanya datang di mimpiku tidak tahunya kamu betul betul datang.
Wajah Hesty menunduk tidak sanggup memandangnya, karena kejadian ini merupakan kesalahannya juga tetapi ia tidak tahu harus bertindak apa, keadaan sudah begitu terlanjur dan sejujurnya ia merasakan kehangatan tubuh Robert yang sedang memeluknya, ujung penisnya masih terasa mengganjal di lubang vaginanya, dadanya yang kekar menggesek kedua putingnya yang sudah begitu mengeras. "..Aaghh.. begitu syahdunya..!" akhirnya Hesty mengambil keputusan lalu pelan pelan ia mengangkat wajahnya "..Mas Robert I want you too.. tetapi Mas.. ini rahasia kita berdua saja ya.." Robert ... ...langsung berseri seri "..I swear Hess..!" Robert langsung mencium bibir Hesty dengan mesra dan Hestypun merasa lega dan tanpa menunggu perintah lagi Hesty mulai menggerakkan pinggulnya meneruskan aktivitasnya yang tadi sempat berhenti. Robert tersenyum puas lalu dengan sekali sentakan mendorong pantatnya keatas, tampak Hesty agak tersentak dan mengerang ketika batang penisnya menyeruak masuk lebih dalam kelobang vaginanya.

Mata Hesty terbeliak dengan mulut terbuka sambil kedua tangannya mencengkeram sprei dengan kuat-kuat. Tak menyangka sedikitpun begitu besar batang kemaluan Robert menerobos liang vaginanya yang belum siap menerima ukuran sedemikian besar. Tampak bibir vaginanya yang tebal itu sampai terkuak lebar seperti terkelupas seakan-akan tidak muat untuk menelan besarnya kemaluannya.

".. Ooukkhhss.. sshh.. maass..! pelaann.. pelaann.. maass..!"
".. hhmm.. Hess memekmu.. niikmaat.. sekalii.. ukkhh.. uukkhh.." Robert mulai mengeluarkan kata kata vulgar dan terlihat Hesty agak canggung mendengarnya.

Gejolak birahi Robert begitu menguasai tubuhnya tanpa canggung lagi mulailah ia menaik turunkan pantatnya mencari dan menggali kenikmatan yang ia ingin berikan kepada Hesty untuk pemuasan birahinya, batang penis Robert masuk menyusup lubang vaginanya tahap demi tahap hingga akhirnya amblas semuanya. "..aarrgghh..!!" Hesty melenguh panjang, wajahnya merah merona matanya memandang Robert dengan pandangan sayu penuh arti seperti menahan sesuatu, mungkin menahan rasa sakit atau juga mungkin menahan rasa nikmat yang luar biasa.

Robert betul betul terpana melihat wajah Hesty yang semakin cantik diliputi ekspresi sensasional itu. Perlahan lahan Robert mulai aktif bergoyang menarik ulur batang kemaluannya yang besar itu, dinding vagina Hesty yang sudah dilumuri getah birahinya mulai terasa licin.Wajah Hesty semakin lepas mengekspresikan rasa sensasinya yang luar biasa yang ia tidak pernah perkirakan sebegitu nikmatnya bercinta dengan Robert, Tanpa Hesty sadari ia mulai berceloteh diluar kontrol.

"..Ohhss.. sshh.. enaak.. seekalii.. punyanya.. maass..!! oougghh.. terruuss.. maass.. teerruuss..!"
"..Terus diapain Hess..?" Robert ingin mengajari Hesty bahasa vulgarnya, dan karena sudah terbuai oleh birahinya yang semakin menjadi jadi secara insting Hesty menjawab, "..Teruss digoyang punyanya maass..!!" "..Salah Hess namanya kontol.. bilang entotin memeknya Hesty..!" Robert memaksa Hesty untuk mengeluarkan kata kata vulgar, Hesty merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, kata kata vulgar yang dipaksakan Robert untuk diucapkannya makin merangsang napsu birahinya yang sudah menggebu gebu itu. "..Iyyaa.. maass entootin memeknya Hesty..!! Entootiin.. pake kontolnya maass.. yang besar itu..!! ..entootiin yang niikmaat.. maass..!!" semakin lancar Hesty berceloteh makin beringas Robert menyetubuhi Hesty dan Hestypun makin histeris dibuatnya. "..Oooghh.. besaarr sekaalii..!! sungguuhh.. niikmaat.. maass..!! Hesty mendesah, merintih dan mengerang sepuas puasnya.

Hesty sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhi dirinya adalah saudara jauh suaminya, yang ada dibenak Hesty hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan yang ia tunggu tunggu selama tiga minggu dari suaminya tapi Rudi suaminya sama sekali tidak mempedulikannya sedangkan sekarang ia mendapatkan apa yang ia inginkan justru dari Robert, birahinya yang ia pendam sekian lama meletup bagai letupan gunung berapi dipelukan pria ini.

Mereka dengan antusiasnya saling berpelukan sambil berciuman. Terdengar suara nafas mereka saling memburu kencang, lidah mereka saling mengait dan saling menyedot, saling bergulingan. Giliran Hesty dibawah, Robert mengambil inisiatif dengan menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkangan Hesty yang semakin terbuka lebar, Hestypun mengangkat kedua kakinya tinggi tinggi sambil ditekuknya sampai kekepalanya, pantatnya ikut diangkat memudahkan batang kemaluan Robert seluruhnya masuk dan menggesek seluruh syaraf syaraf kenikmatan dirongga vaginanya, bagi Robertpun semakin mudah menyodokan penisnya yang panjang besar itu keluar masuk sampai kepangkal penisnya sampai menghasilkan suara bedecak-decak seperti suara membecek seiring dengan naik turunnya pantatnya.

"..cclleebb.. cclebb.. ccleebb.."
"..Ooogghh.. teruss.. maass.. yeess..!!"
Robert memperhatikan kearah selangkangan Hesty vaginanya mencengkeram penisnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan vagina Hesty, yang sudah basah membanjir penuh dengan cairan putih kental sehingga membasahi bulu-bulu kemaluannya itu dan juga batang kemaluannya.

"..oougghhss.. oougghhss.. sshh.. Maass..! enaakk.. sekalii.. kontolmuu.. ini.. maass..!
teruuss.. maass.. entootin.. memek Hesty yaangg.. ceepaatt.. yaangg dalaamm.. ouchh.. niikmaat..!"
"..Ouuchh.. memekmu sempit seekalii.. Hess..! terasaa menyedoot nyedoot..! nikmatnya bukan maiin..!!"

Robert mendengus dengus bagai banteng terluka genjotannya makin ganas saja. Mata Robert terlihat lapar menatap payudara Hesty yang putih montok dikelilingi bulatan pink ditengahnya terlihat putingnya yang sudah begitu mengeras, tanpa menyia nyiakan kesempatan Robert langsung menomplok dan menyedot menyedot puting susu Hesty yang begitu menantang, Tubuh Hesty yang menyender dinding setengah duduk setengah celentang menggelinjang hebat..! payudaranya makin dibusungkan bahkan tubuhnya digerakkan kekiri dan kekanan supaya kedua puting buah dadanya yang sudah gatal itu mendapatkan giliran dari serbuan mulutnya.

Desahannya langsung terlontar tak tertahankan begitu lidah Robert yang basah dan kasar menggesek putingnya yang terasa sangat peka itu. Robert begitu bergairah menjilati dan menghisap buahdada dan putingnya di sela-sela desah dan rintihan Hesty yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini, "..oouugghhss ..oouugghhss.. sshh.. maass..! kenyoot teruuss pentiilku..!! ..oohh.. maass.. kaauu.. sungguh.. perkkaassaa..!! Hesttyy bisshhaa ketagihaan.. dientoot.. sama.. maass ..!!" pikiran Hesty sudah tidak jernih lagi, terombang ambing didalam pusaran kenikmatan, terseret didalam pergumulan sex dengan Robert, jiwanya serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.

Batang kemaluannya serasa menembus vaginanya menyentuh relung yang paling dalam yang belum pernah terjelajahi sebelumnya, Hesty sampai terbelalak merasakan begitu nikmatnya bagai air bah mengalir keseluruh tubuhnya mulai dari ujung kakinya sampai keubun ubunnya "Ooohh.. aa.. aakkhh.. aakhuu.. ngghhaa taahaann.. maauu.. keluaarr.. maass..! ".. Tubuh Hesty mengejang sambil memeluk tubuh Robert erat sekali jiwanya terasa berputar putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diterjang gelombang klimaksnya yang pertama, "..Teruus maass..! teekeen.. kontoolnya sampe meentookk..! aarrgghh..!" Robert terus menggenjot tubuh Hesty yang hanya pasrah dipelukannya mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya.

Lebih dari sejam Robert menyetubuhi Hesty tanpa henti, Hesty makin lama makin terseret didalam kenikmatan pergumulan sex yang ia belum pernah rasakan dari suaminya sampai sebegini lamanya dengan segala macam variasi, apalagi ... ...waktu Robert memintanya berbalik sambil menungging, vaginanya terlihat megap megap disumpal batang penisnya yang besar dari belakang, ia merasakan liang vaginanya menyempit karena tertekuk oleh perutnya sehingga ia merasakan setiap detail denyutan kenikmatan yang dihasilkan oleh batang penis Robert yang merasuk ke liang kenikmatannya, secara refleks Hesty meningkatkan sensasi sensual ini dengan memutar mutar pantatnya yang putih sexy itu bahkan ketika Robert menyodok penisnya yang besar itu, Hesty menyambutnya dengan mendorong keras pantatnya kebelakang sehingga penis Robert yang besar dan panjang itu masuk kelobang vaginanya dalam sekali, menggelitik seluruh rongga kenikmatannya "..Ooohh.. niikmaat.. sekaalii.. maass..!! dientot dari belakang..! urat kontool maass.. terasa sekalii menggelitik lubang memeekku..!! belum pernah aku rasakan ngentoot beginii niikmaat..!! entootiinn.. teruuss..maass..!!"

Apa yang terlihat sungguh merupakan pemandangan yang sangat erotiiss..! tubuh Hesty yang mulus ramping menungging meliuk liuk, bongkahan pantatnya yang aduhai bergerak gerak dengan liarnya, kepalanya bergeleng kekiri dan kekanan buah dadanya yang montok bergoyang erotis sekali ditambah dengan erangan dan desahannya mendayu dayu memenuhi ruangan kamar, Hesty sudah berubah menjadi kuda betina liar ditunggangi kuda stallion dimana Robert memegang kendali permainan sex ini sepenuhnya.

'Pertempuran' seks berlanjut terus, Robert menahan erat pinggang Hesty yang ramping supaya tubuh Hesty tidak terjerembab ke depan karena vaginanya digenjot cepat sekali sampai batang penisnya yang besar keluar masuk liang vagina begitu dahsyat tanpa ampun, semakin deras liang vaginanya digenjot keperkasaan penisnya semakin keras erangan Hesty mengumandang dikamar yang dipenuhi hawa napsu birahi kedua insan ini. Tubuh Hesty sampai bergetar hebat terlihat ia mengejut ngejutkan tubuhnya tanda ia sedang mengalami kenikmatan yang maha dahsyat,"..uugghhss.. aacchh.. yeess.. maass.. yeess..!! niikmaat.. sekalii.. ngentoot dengan mass..!!" Hesty benar benar melayang kelangit yang ketujuh didalam pergumulan sexnya dengan saudara suaminya ini.

Robert sangat puas mendengarnya lalu ia merunduk memeluk tubuh Hesty dari belakang tangannya merogoh keselangkangan Hesty, jari jari Robert memainkan clitoris Hesty dengan memutar mutarnya, sambil menggenjot dengan beringas penisnya yang besar itu, "..uugghhss.. aacchh.. Maass.. yeess..!! niikmaat..!! mainin teruuss.. itiilku..!! "..entootin memeekku..!!" bagai kesurupan Hesty mengeluarkan kata kata vulgar sambil mengerang mengerang dengan liar, tubuhnya yang dalam posisi nungging meliuk meliuk tanpa terkendali rupanya clitorisnya merupakan alat kelamin yang paling sensitif buat Hesty, lubang vaginanya yang sudah dihajar begitu rupa oleh penis yang berukuran luar biasa itu ditambah clitorisnya ditekan sambil diputar putar oleh jari Robert, maka sempurnalah puncak kenikmatan yang ia rasakan, tangan Hesty mencengkeram sprei erat sekali, dahinya berkerut mulutnya seperti ingin teriak dan mendesah desah tak henti hentinya rupanya Hesty sedang dilanda kenikmatan yang amat sangat luar biasaa..!, posisi tubuhnya yang sedang menungging makin ditunggingkan pantatnya keatas memasrahkan vaginanya dihujam oleh keperkasaannya dengan mengharapkan kedatangan gelombang kenikmatan berikutnya yang merupakan pengalaman pertama buat Hesty untuk mendapatkan multiple orgasm.

"..aacchh..!! ..terlaaluu.. niikmaat.. Mass..!! ..nggakk taahaann.. akkhuu.. maauu.. keluaar.. laagii..!!" Hesty semakin histeris diterjang klimaks keduanya yang lebih panjang dan lebih dahsyat dari yang pertama, mukanya merah merona terbakar oleh puncak birahinya wajahnya semakin cantik diliputi ekspresi kenikmatannya tubuhnya mengejang cukup lama selama orgasmenya berlangsung. Hesty benar benar takluk mendapatkan kepuasan yang luar biasa, rasa ketagihan merasuk jiwanya, ingin rasanya melanjutkan persetubuhannya selama lamanya dengan kakak iparnya karena ia bisa memberikan multiple orgasme yang ia tidak pernah dapatkan dari suaminya.

Tapi apa daya tubuh Hesty sudah tidak bertenaga lagi lalu ia ambruk ditempat tidur sambil berbalik berbaring napasnya tersengal sengal, rupanya Robert belum juga mengalami ejakulasi terpaksa ia ikut membaringkan dirinya disamping Hesty, dengan wajah sayu Reny bertanya "..Mas belum keluar ya..?" Robert menggelengkan kepalanya, "..Jadi Hesty masih akan dientot lagi.. Mas..?" Hesty sudah mulai terbiasa dengan kata kata vulgarnya, Robert mengangguk, "..Hesty masih bisa orgasme lagi ngga.. Mas..?" Lalu Robert setengah berbangun berkata sambil membelai rambut Hesty dengan mesra "..Hess kamu masih bisa orgasme 2 X lagi bahkan lebih.. ada caranya.." Tiba tiba Hesty menggenggam batang kemaluan Robert yang masih mengeras, matanya berbinar binar "..Ajarin Hesty ya Mas..Hesty masih pengen dientot kontol gede Mas Robert seharian kalau Hesty bisa keluar lagi..keluar lagi.." "..Hesty jarang klimaks lebih dari sekali kalau ditiduri sama Mas Rudi, Mas Rudi pengennya cepet cepet aja, abis keluar langsung tidur.." Robert tersenyum kecut.

Seharian Robert mengajari Hesty bagaimana caranya mengayuh sekoci cinta untuk menggapai beberapa pulau berpuncak gunung kenikmatan. Satu hari penuh Hesty mendapatkan pengalaman luar biasa. Robert merangsang napsu birahinya dengan menyetubuhi dirinya berbagai macam posisi, posisi 69 pun tak lupa dipraktekkan dan Hesty menjadi murid yang cepat tanggap. Tidak bisa dihitung berapa kali Hesty mengalami orgasme, yang jelas Hesty begitu menikmati bahkan mungkin begitu ketagihan disetubuhi batang kemaluannya yang begitu besar dan perkasa. Dan Robertpun begitu puas bisa merealisasikan keinginannya menggauli Hesty yang sangat menggairahkannya. Hari itu Robert mengalami dua kali ejakulasi dengan segala penuh kenikmatan.

Setelah kejadian hari itu, Robert selalu berusaha untuk bisa bertindak wajar seolah olah tidak terjadi sesuatu diantara mereka bahkan Robert tidak terlalu memaksakan keinginannya untuk berhubungan sex jikalau situasi tidak memungkinkan. Tetapi lain halnya dengan Hesty, terlihat ia begitu grogi setiap bertemu dengan Robert terutama jikalau suaminya berada disampingnya, sulit sekali ia menutupi kegelisahannya. Sebagai seorang wanita perasaannya lebih banyak dikendalikan oleh emosinya. Setiapkali menatap Robert walaupun Robert berpakaian lengkap tetapi yang terbayang adalah tubuh kekarnya yang bertelanjang bulat dengan batang kemaluannya yang menantang.
Untuk sekian bulan suaminya tidak keluar kota dan untuk sekian lamanya pula Hesty tidak berhubungan dengan Robert.

Suatu malam Hesty mencoba memenuhi birahinya dengan berhubungan sex dengan suaminya tetapi lagi lagi ia tidak mendapatkan kepuasan yang ia inginkan, setelah suaminya tertidur ia menjadi begitu gelisah, kali ini Hesty tidak bisa lagi menahan keinginannya untuk tidak memadu kasih dengan Robert. Kerinduan akan keperkasaannya mengalahkan segalanya, langsung ia beranjak tanpa sepotong pakaianpun kekamar Robert dan seperti yang diharapkannya Robert langsung menyambut memenuhi keinginannya dengan menciumi seluruh tubuh bugilnya tanpa sisa, payudaranya dilumat dengan beringas sedang vaginanya dijilati dengan ganas mengombang ambingkan jiwa raga Hesty dilautan kenikmatan yang maha ... ...luas dan akhirnya seperti biasanya pula batang kemaluan Robert yang ia gila gilai menggali tak henti henti liang kenikmatannya.

Dan seperti yang didambakan Hesty, Robert melambungkannya terbang melayang layang diawang awang menggapai puncak kenikmatan yang tertinggi sampai 3 kali orgasme dan dengan rasa berat hati Hesty harus pindah kembali kekamarnya sekitar jam 4 pagi.

goyang

goyangan Ibu kostku....
bu Intan memiliki tubuh yang lumayan. Aku dan kedua kakak kelasku sering mengintip dia apabila sedang mandi. Kadang kami juga sering mencuri-curi pandang ke paha mulusnya apabila kami dan Ibu nonton tivi bareng. Ibu Intan sering memakai rok apabila dirumah sehingga kadang-kadang secara tidak sadar sering menyingkapkan paha putihnya yang mulus. Ibu Intan memiliki tinggi kurang lebih sekitar 160 cm dengan bodinya yang langsing dan putih mulus serta payudara yang indah tapi tak terlalu besar ..
Ibu Intan memiliki wajah yang lumayan imut ,putih bersih mirip Bintang film dan sinetron Yatty Octavia....
Dia sangat baik kepada kami, apabila dia menagih uang listrik dan uang telepon dia meminta dengan sopan dan halus sehingga kami merasa betah tinggal di rumahnya.

Pada suatu malam ...., kebetulan kedua kakak kelasku lagi ada tugas lapangan yang membuat mereka mesti tinggal di sana selama sebulan penuh. Sedangkan anak Bu Intan yang bernama Devi lagi tinggal bersama kakeknya selama seminggu. Praktis yang tinggal di rumah itu cuma aku dan Ibu Intan, sedangkan Bi Ana pembantu bu Intan tinggal di sebuah rumah kecil di halaman belakang yang terpisah dari rumah utama yang dikost-kan. Malam itu kepalaku sedikit pusing akibat tadi siang di kampus ada ujian Kalkulus. Soal ujian yang sulit dan penuh dengan hitungan yang rumit membuat kepalaku sedikit mumet. Untuk menghilangkan rasa pusing itu, malamnya aku memutar beberapa film bokep yang kupinjam dari teman kuliahku.
"Lumayan lah, mungkin bisa ngilangin pusingku", pikirku.
Aku memang biasa nonton bokep di komputerku di kamar kosku apabila kepala pusing karena kuliah.

Pada saat piringan kedua disetel, tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara pintu kamarku terbuka.
"Hayo Aldo, nonton apaan kamu?" Ibu Intan berkata padaku.
"Astaga, aku lupa menutup pintu kamar" gerutuku dalam hati.
Ibu Intan telah masuk ke kamarku dan memergoki aku sedang nonton film bokep. Aku jadi salah tingkah sekaligus malu.
"Anu bu, aku cuma.." jawabku terbata-bata.
"Boleh Ibu ikut nonton?" katanya bertanya padaku
"Boleh.." jawabku seakan tak percaya kalo dia akan nonton film bokep bareng aku.
"Dah lama nih Ibu ga nonton film kaya' gini. Kamu sering nonton ya?" katanya menggodaku.
"Ah, gak bu.." jawabku
"Hmm.. bagus juga adegannya" dia berkata sambil memandang adegan yang berlangsung.

Akhirnya kami sama-sama menonton film bokep tersebut. Kadang-kadang dia meremas-remas payudaranya sendiri yang membuat kemaluanku berdiri tegak. Dia memakai daster putih malam itu kontras dengan kutang dan celana dalam warna hitam. Kadang aku melirik dia dengan sesekali memperhatikan dia yang sesekali memegang kemaluannya dan menggoyangkan pinggulnya seperti cewe yang sedang menahan kencing. Pemandangan itu membuat darahku mendesir dan membuat batang kejantananku berontak dengan sengit di dalam celana dalamku.
Tiba-tiba dia bertanya, "Do, kamu pernah melakukan seperti yang di film tadi ga?"
Aku terkejut mendengar kata-kata itu terlontar dari mulutnya.
"Belum" jawabku.
"Ah masa?" tanya dia seakan tak percaya.
"Bener bu, sumpah.. aku masih perjaka kok" jawabku.
"Kalo pacarmu ke kamarmu ngapain aja? ayo ngaku" tanyanya tersenyum kecil.
"he...heheheh"
"Ibu agak pegel-pegel dikit nih abis senam aerobik tadi sore. Bi Ana yang biasa mijetin dah tidur kecapekan kerja seharian, bantuin mijet bisa kan?"
"Boleh, sekarang bu?"
"Ya sekarang lah, di kamar Ibu yah.. ayo".

Aku mengikuti Ibu Intan dari belakang menuju ke kamarnya. Baru pertama kali ini aku masuk ke kamar Ibu kosku itu. Kamarnya cukup luas dengan kamar mandi di dalam, kasur pegas lengkap dengan ranjang model eropa. Di sebelahnya ada meja rias, lemari pakaian dan meja kerja suaminya. Kamar yang indah.
"Ini lotionnya..", kata Bu Intan kemudian.
Ibu Intan kemudian membuka dasternya, hanya tinggal kutang dan celana dalam hitam yang terbuat dari sutera. Melihat pemandangan ini aku hanya bisa melongok takjub, tubuhnya yang putih mulus tepat berdiri di hadapanku.

"Ayo mo mijit ga? Jangan bengong gitu".
Aku terhentak kaget. Aku lupa kalo saat itu aku mo mijit dia. Akhirnya dia berbaring telungkup dia atas kasur. Aku mulai melumuri punggungnya dengan minyak tersebut. Aku mulai memijit dengan lembut. Kulitnya lembut sekali selembut sutera, kayanya dia sering melakukan perawatan tubuh, pikirku dalam hati.
"Ahh.. enak juga pijatanmu Do, aku suka.. lembut sekali. "
Aku memijat dari bahunya sampai mendekati pantat, berulang-ulang terus.
"Do, tolong buka kutangku. Tali kutangnya ga nyaman, ganggu pijatannya" katanya menyuruh aku tuk membuka kutangnya.
Aku membuka tali kutangnya dan Ibu Intan kemudian melepas kutangnya. Sesekali aku memijat sambil menggelitik daerah belakang telinganya.
"Ssshh.. ahh.." dia mendesah apabila daerah belakang telinganya kugelitik dan apabila lehernya kupijat dengan halus.
"Do, tolong pijat juga kakiku ya.." katanya.

Aku mulai meminyaki kakinya yang panjang dan ramping. Sungguh kaki yang indah. Putih, bersih, mulus, tanpa cacat dengan sedikit bulu-bulu halus di betis. Pikiranku mulai omes, aku sedikit kehilangan konsentrasi ketika memijat bagian kakinya.
"Do, tolong pijat sampai ke pangkal paha ya.." pintanya sambil memejamkan mata.
Ketika tanganku memijat bagian pangkal pahanya, dia memejamkan mata sambil mendesah seraya menggigit bibir pertanda dia mulai "panas" akibat pijatanku. Aku mulai nakal dengan memijat-mijat sambil sesekali menggelitik daerah-daerah sensitifnya seperti leher dan pangkal pahanya. Dia mulai menggeliat tak karuan yang membuat kejantananku berontak dengan keras di celana dalamku.

Tiba-tiba dia berkata, "Do, bisa mijit daerah yang lain ga?"
"Daerah yang mana bu?"
Tiba-tiba dia membalikkan badannya seraya membimbing kedua tanganku ke atas payudaranya. Posisi badannya sekarang adalah telentang. Dia hampir telanjang bulat, hanya tinggal segitiga pengamannya saja yang belum terlepas dari tempatnya. Aku tertegun melihat pemandangan itu. Payudaranya yang indah membulat menantang seperti sepasang gunung kembar lengkap dengan puncaknya yang kecoklatan. Aku meremasnya dengan lebut sambil sesekali melakukan "summit attack" dengan jari jemariku mempermainkan putingnya. Seperti memutar tombol radio ketika mencari gelombang.

Ia mulai menggelinjang tak karuan.
"Ahh.. oohh.. sshh", dia mendesah sambil membenamkan kepalaku menuju payudaranya.
"Do.. Jilatin payudaraku Do.. cepat..".
Aku mengabulkan permintaannya dengan memainkan lidahku diatas putingnya. Lidahku bergerak sangat cepat mempermainkan putingnya secara bergantian seperti penari samba yang sedang bergoyang di atas panggung.
"Oohh.. aaahhhh.. uukkhh..sssssssh" Dia terus mendesah sambil mencengkramkan tangannya di pundakku.
Dia memeluku dengan erat. Semakin cepat aku meminkan lidahku semakin keras desahannya. Lidahku mulai naik ke daerah leher dan bergerilya di sana. Bergerak terus ke belakang telinga sambil tanganku memainkan putingnya. Dia terus mendesah dan dengan ......sangat terlatih membuka baju dan celanaku. Sekarang yang kupakai hanya celana dalam yang menutupi penisku.....
Kami mulai berpelukan dan berciuman dengan ganasnya. Ternyata dia sangat ahli dalam mencium. Bibirnya yang lembut dan lidah kami yang saling berpagutan membuatku serasa melayang seperti lalat.

Dia mulai menciumi leherku dan sesekali menggigit kupingku. Aku semakin rakus dengan menjilatinya dari mulai leher sampai ujung kaki.
"Aahh..", aku mendesah ketika tangannya menyusup ke markasku mencari rudalku, mengenggamnya dan mengocoknya dengan tangannya yang lembut.
Dengan bantuan kakinya dia menarik celana dalamku sehingga celana dalamku terlepas. Aku telah telanjang bulat. Terlihat seorang prajurit lengkap dengan topi bajanya berdiri tegak siap untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya.
"Oohh.. auhh.. sshh..", dia terus memainkan prajuritku dengan tangannya.

Tanganku mulai membuka celana dalamnya yang telah basah oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam lobang vaginanya. Terlihat sebuah pemandangan yang indah ketiga segitiga pengaman itu terlepas. Sebuah pemandangan yang sangat indah di daerah selangkangan. Jembutnya yang rapi terurus dan vaginanya yang berwarna merah muda membuat darahku mendesir dan kejantananku semakin menegang.
"Oohh.. nikmaatt.. truss..", dia berkata sambil mendesah ketika lidahku menggelitik daging kecil di atas lobang vaginanya.
"Oohh.. sshh.. Yess.. truuss.."
Semakin cepat aku memainkan lidahku semakin cepat juga dia mengocok kontolku. Aku terus mempercepat ritme lidahku, badannya semakin bergerak tak terkontrol. Tanpa sadar tangannya membenamkan kepalaku ke selangkangannya, aku hampir tak bisa bernapas. Aku mencium aroma khas vagina yang harum yang membuat lidahku terus menjilati klitorisnya.
"Ohh.. Ssshh.. Ukhh", dia terus mendesah.
"Do.. ahh.. lebih cepat.. ukhh.. aku mo keluar nih.."
"Ahh..", terdengar lenguhan panjang dari bibirnya yang mungil.
"Aukhh..", tiba-tiba badannya menegang hebat.

Kedua tangannya menggenggam kepalaku dengan erat dan vaginanya semakin basah oleh cairan yang keluar. Dia mengalami orgasme klitoris, yaitu orgasme yang dihasilkan akibat perlakuan pada kelentitnya.
"Do, nikmat sekali.. Aku tak menyangka kamu pandai bersilat lidah", katanya sambil napasnya terengah-engah.
Ketika aku siap untuk menembakkan rudalku, tiba-tiba ia berkata, "Do, aku punya sebuah permainan untukmu".
"Permainan apa?" tanyaku.
"Pokoknya kamu ikut aja, permainan yang mengasyikkan. Mau?" tanyanya.
"Oke..", jawabku.

Dia mengambil sebuah slayer dan menutup mataku, kemudian menyuruhku berbaring terlentang dan mengikut kedua tanganku dengan selendang yang telah ia siapkan. Kedua tanganku dan kakiku diikat ke empat penjuru ranjang sehingga aku tak bisa bergerak. Yang bisa aku gerakkan cuma pinggulku dan lidahku. Aku pun tak bisa melihat apa yang dia lakukan padaku karena mataku tetutup oleh slayer yang dia ikatkan. Aku seperti seorang tawanan. Aku hanya bisa merasakan saja. Tiba-tiba aku merasakan lidahnya mulai bergerilya dari mulai ujung kakiku. Trus bergerak ke pangkal paha.
"Ahh", aku mendesah kecil.
Lidahnya terus bergerak ke ke atas menuju perutku, terus menjilati daerah dadaku.
"Oohh.. Ssshh..", aku mulai mendesah keenakan. Lidahnya terus naik ke leherku dan mencium bibirku. Kemudian lidahnya mulai turun kembali.
"Ohh.. yyeess.. uukkhh..", aku mendesah hebat ketika lidahnya bermain di daerah antara lubang anus dan biji pelerku.
"Aahh..", aku terus mendesah ketika dia mulai menjilati batang kemaluanku dari mulai pangkal sampai kepalanya, terus menerus, membuat tubuhku berkeringat hebat menahan rasa yang amat sangat nikmat.

"Panjang juga ya punya kamu", Ibu Intan berkata padaku seraya mengulum penisku masuk ke dalam mulutnya.
"Ahh.. eenaakk.. sshh", aku mendesah ketika batang kejantananku mulai keluar masuk mulutnya.
Sesekali dia menghisapnya dengan lembut. Dia terus mengulum penisku dan semakin lama semakin cepat. Dia memang ahli, pikirku. Tidak seperti kuluman pacarku yang masih minim pengalaman. Ibu Intan merupakan pengulum yang mahir.
"Aahh.. ahh.. ah.. aahh.. sshh.. teruss", aku memintanya supaya mempercepat kulumannya. Ingin rasanya menerkam dia dan menembakkan rudalku tapi apa daya kedua kaki dan tanganku terikat dengan mataku tertutup.

Tiba-tiba ada sesuatu di dalam penisku yang ingin mendesk keluar.
"Ahh.. sshh.. Bu, aku mo keluarr", kataku
Mendengar itu, semakin cepat ritme kulumannya dan membuatku tak tahan lagi untuk mengeluarkan spermaku.
"Aaahh..", aku mengerang hebat dan tubuhku mengejang serta gelap sesaat ketika cairan itu mendesak keluar dan muncat di dalam mulut Bu Intan.
Aku seperti melayang ke awang-awang, rasanya nikmat sekali ingin aku teriak enak.
"Enak juga punyamu Do, protein tinggi", katanya seraya menjiltai sperma yang tumpah.

Tiba-tiba aku tak merasakan apa-apa. Tak lama kemudian aku mencium aroma khas vagina di depan hidungku. Ternyata Bu Intan meletakkan vaginanya tepat di mulutku dan dengan cepat aku mulai memainkan lidahku.
"Sshh.. truuss.. ahh.. eennaakk..", ia mendesah ketika lidahku memainkan kembali daging kecil miliknya. Semakin ia mendesah semakin aku terangsang.
Tak lama kemudian prajurit kecilku kembali menegang hebat.
"Aahh.. sshh.. Ukkhh.. yess", ia semakin hebat mendesah membuat rudalku telah mencapai ereksi yang maksimal akibat desahannya yang erotis.
Lama kelamaan vaginya semakin basah kuyup oleh cairan yang keluar akibat terangsang hebat.
"Aku ga tahan lagi Do", katanya seraya mengangkat vaginanya dari mulutku.

Dia memindahkan vaginanya dari mulutku dan entah kemana dia memindahkannya karena mataku tertutup oleh slayer yang dia ikatkan kepadaku. Tiba-tiba aku merasakan kemaluanku digenggam oleh tangannya dan dituntun untuk masuk ke dalam sutau lubang hangat sempit dan basah oleh cairan pelumas. Ahh.. baru pertama kali ini aku merasakan nikmatnya vagina. Meskipun Ibu Intan bukan perawan tapi yang kurasakan sempit juga juga vaginanya. Dengan perlahan Ibu Intan mulai membenamkan kemaluanku ke dalam vaginanya sehingga seluruh kemaluanku habis ditelan oleh vaginanya. Aku merasakan nikmat dan geli yang luar biasa ketika kemaluanku masuk ke dalam vaginanya. Posisiku telentang dengan Bu Intan duduk di atas kemaluanku persis seperti seorang koboi yang sedang bermain rodeo.
Dengan perlahan tapi pasti, Ibu Intan mulai memainkan pinggulnya naik turun secara perlahan.
"Aaahh.. uuhh", desahku ketika Ibu Intan memainkan pinggulnya naik turun secara perlahan dan sesekali memutarkan pinggulnya. Itu membuat diriku seperti melayang ke udara. Aku pun mulai menggoyangkan pantatku naik turun.
"Do.. giillaa.. enaakk ssekali..", teriak Bu Intan.
Aku tak mampu untuk berkata-kata lagi. Aku hanya bisa mendesah dan mendesah. Lama kelamaan Ibu Intan mulai mempercepat ritme goyangannya, naik turun dan sesekali memutarkan pinggulnya.

Tak mau kalah, aku pun mulai..."oohh.. yess.. ohh..", desah Ibu Intan.
"Ahh.. uhh.. goyang terruss buu", kataku.
"Enaakk.. Doo.. tolong cepetin sodokanmu Do..", katanya.
Sodokanku semakin cepat dan semakin cepat pula Ibu Intan menggoyangkan pinggulnya.
"Ohh.. shit.. oohh.. nnikkmmat..", Ibu Intan berteriak seraya menjambak rambutku.

Dia mulai membuka slayerku. Aku bisa melihat pemandangan yang sungguh menakjubkan sekaligus menggairahkan di depanku. Tubuh Ibu Intan yang bergoyang membuat rambutnya acak-acakan dan seluruh tubuhnya penuh dengan keringat. Payudaranya yang putih bersih dengan putingnya yang kecoklatan ikut bergoyang seirama dengan goyangan pinggulnya yang mengocok kemaluanku. Mukanya yang manis dengan mata yang sesekali merem melek, mulutnya yang mendesah dan sesekali mengeram serta wajahnya yang dipenuhi keringat membuat ia keliatan seksi dan menggairahkan.
"Ahh.. shit.. oh.. god.. ohh.. enak..", desahnya.
Aku melihat Ibu Intan yang setiap hari terlihat lembut ternyata memiliki sisi yang sangat menggairahkan dan terlihat haus akan sex. Ibu Intan pandai memainkan ritme goyangannya, kadang dia melambatkan goyangan pinggulnya kadang dengan tiba-tiba mempercepatnya. Aku hanya bisa mengikuti perrmainannya dan aku sangat menikmatinya.

"Aaahh..!", aku berteriak keenakan ketika aku merasakan diantara goyangannya yang mengocok kemaluanku, vaginanya seperti menghisap kemaluanku.
"Mampus kamu Do.. tapi enak kan? Itu namanya "hisapan maut".. Ibu mempelajarinya melalui senam Keggel..", katanya sambil memandangku dengan liar.
Aku semakin mempercepat sodokanku dan Ibu Intan pun mempercepat goyangannya naik turun dan berputar secara bergantian sesekali dilakukannya hisapan maut yang membuat seluruh tulang dalam tubuhku seperti terlepas dari persendiannya. Ibu Intan mulai menciumi leherku dan bibirku.

Kami semain "panas" dan lidah kami saling berpagutan sementara sodokan kemaluanku dan goyang pinggulnya semakin lama semakin cepat.
"Uhh.. ahh.. shh.. ahh..", aku mendesah.
Ibu Intan semakin ganas menciumiku seraya aku mempercepat sodokannya. Aku merasakan sesuatu akan keluar mendesak dari penisku.
"Bu Intan.. ahh.. uhh.. shh.. akkuu mauu kkeluarr..", kataku.
"Ibu juga.. ahh.. tahann.. kita keluarin sama-sama.. sshh ahh..".
"Aku ga tahan lagi bu..".

Tiba-tiba Ibu Intan berteriak panjang.
"Aaahh.." sambil memelukku dengan sangat erat.
"Aaahh..". bersamaan dengannya aku merasakan penisku memuntahkan cairan hangat di dalam vaginanya.
Kami berciuman dan kurasakan tubuhnya dan tubuhku mengejang hebat menahan kenikmatan yang amat sangat. Gelap sesaat yang diiringi kenikmatan yang luar biasa membuat tubuhku seperti melayang jauh ke awang-awang. Nikmatnya melebihi masturbasi yang sesekali aku lakukan.

Kami sama-sama terkulai lemas dengan napas yang terengah-engah seperti dua olahragawan yang telah balap lari. Ibu Intan menatapku sambil tersenyum manis. Aku hanya terdiam menatap langit-langit.
"Do, kamu nyesel ga ML sama Ibu?", tanya Ibu Intan kepadaku.
"Nggak bu..".
"Terus kenapa kamu termenung begitu?".
"Aku cuma bingung, aku kan mengeluarkan sperma di dalam vagina Ibu, aku cuma khawatir nanti Ibu hamil gara-gara saya"
"Ha.. ha.. ha.. jadi itu yang kamu khawatirkan?"
"Iya bu. "
"Tenang aja, Ibu teratur ko minum pil kb. Jadi kamu ga perlu khawatir?"

Apa yang dikatakannya membuatku tenang. Akhirnya kami berbicara ngalor ngidul. Dan kami juga bercanda dan tertawa. Kami ngobrol dan becanda dalam keadaan bugil tanpa busana sehelai benang pun menempel di tubuh kami.
"Do, kamu lapar ga? Ibu lapar", katanya.
"Iya bu"
"Ibu masakin kamu nasi goreng spesial buatan Ibu ya?"
"Boleh", jawabku.

Kami berpakaian kembali. Ibu Intan hanya menggunakan daster putih tanpa memakai kutang dan celana dalam, sedangkan aku hanya menggunakan celana pendek saja tanpa menggunakan baju. Aku menunggu di meja makan sambil nonton MTV dan Ibu Intan di dapur memasak nasi goreng. Akhirnya nasi goreng pun selesai di masak dan kami makan bersama-sama di meja makan. Meja makannya cukup besar, terbuat dari kayu jati dengan motif yang indah. Di sisi lain meja makan terdapat susu kental manis, teh celup, sebotol madu, tempat sendok dan garpu, serbet dan alas makan.

Setelah makan selesai, aku dan Ibu Intan membersihkan meja makan bekas kami makan. Kami mulai bercanda-canda lagi. Tanpa sadar aku mulai becanda sedikit porno dan darahku mulai berdesir melihat ia berpakaian daster tanpa menggunakan kutang dan celana dalam. Tampak samar-samar putingnya menonjol seakan ingin merobek daster yang dikenakannya. Bayangan hitam di selangkangannya (jembut) merupakan pemandangan yang indah.
"Ibu cantik dan seksi pake daster itu", kataku.
"Kamu ngerayu Ibu ya.."
"Bener lho bu, apalagi ga pake kutang dan celana dalem"
"Ah kamu.. mulai nakal ya", katanya sambil nyubit pipiku.

Prajuritku sedikit demi sedikit mulai kembali berdiri tegak. Ini akibat dari mataku yang selalu tertuju pada gundukan hitam di balik daster Ibu Intan.
"Lho.. kok bangun lagi prajurit kecilmu, mo tempur lagi ya", katanya.
Aku tidak segera menjawab karena tangan Ibu Intan sudah mulai menyusup ke dalam celanaku yang emang ga make kolor. Dengan lembut ia mulai mengocok penisku.
"Ahh..", aku mendesah kecil, lalu kami mulai berciuman dengan mesranya.
Tanpa sadar ketika berciuman tangan kami bergerilya dan mulai melucuti pakaian masing-masing. Kami sudah telanjang bulat dan kami masih terus berciuman sementara tangan Ibu Intan mengocok penisku dengan lembutnya. Hmm.. rasanya nikmat sekali. Tidak tau gimana awalnya tetapi kami sudah berada di atas meja makan, terbaring sambil berciuman. Ibu Intan dalam posisi telentang dan aku berada di atasnya.

Aku mulai menciumi lehernya dan terus bergerak ke belakang telinga.
"Aaahh..", Ibu Intan mendesah ketika lidahku mulai bergerak lincah dan menjilati kedua puting susunya secara bergantian sementara tanganku yang lain memainkan klitorisnya.
Vaginanya mulai basah akibat cairan pelumas yang keluar dari lubang kenikmatannya. Tangannya terus mengocok kontolku.
"Do.. enak.. sshh..", desahnya sambil memejamkan mata.
Kami mulai berganti posisi, Ibu Intan yang mengarahkannya. Giliranku telentang dan Ibu Intan berada di atasku dengan posisi terbalik. Kami melakukan gaya 69. Aku menjilati klitorisnya dengan rakus seperti orang kelaparan yang bertemu makanan sementara Ibu Intan menghisap kontolku dengan lembut dan sesekali menjilati kepala penisku yang membuat merasa seperti tersengat listrik.
"Uhh.. sshh..", aku mendesah ketika hisapan Ibu Intan senakin kuat.
Semakin cepat lidahku menggelitik klentitnya semakin ganas pula dia mengulum penisku.

Aku bangkit dan Ibu Intan kuposisikan telentang di atas meja dengan kaki mengangkang. Terlihat dua buah gunung kembar yang sangat indah yang membuat darahku berdesir hebat. Sementara di selangkangannya ... ...terdapat bibir merah muda yang merekah lengkap dengan bulu-bulunya yang membuat rudalku semakin mengeras. Aku segera meraih kaleng susu kental manis di sampingku dan perlahan-lahan mengoleskannya ke seluruh tubuh Ibu Intan dari mulai leher sampai dengan ujung kaki. Kemudian aku mengoleskan madu disekitar puting dan kemaluannya. Aku mulai menjilatinya mulai dari leher. Ibu Intan hanya bisa pasrah dengan mata terpejam dan dari mulutnya terdengar desahan kecil. Lidahku bergerak turun ke arah bahunya, kemudian bergerak menuju payudaranya.

Tubuh Ibu Intan menggelinjang ketika lidahku menari-nari di atas puncak gunung kembarnya.
"Do.. aahh.. sshh.. Ibu ga tahan.. masukin Do..", Ibu Intan meminta aku segera menusukkan penisku ke dalam vaginanya.
Tapi aku pura-pura tak mendengar. Lidahku mulai bergerilya lagi menjilati semua susu kental yang menempel di tubuhnya. Lidah mulai bergerak lagi ke arah perut. Lalu aku mulai menjilati dari ujung kaki Ibu Intan, naik ke betis terus ke pangkal paha. Ketika lidahku menjilati cairan madu yang membasahi sekitar kemaluan dan klitorisnya, Ibu Intan menggelinjang hebat dan tanpa sadar semakin membenamkan kepalaku ke vaginanya. Semakin ganas aku menjilati madu yang ada di klitorisnya, semakin tak terkendali juga tubuh Ibu Intan menggelinjang.

"Sshh.. oughh.. aahh.. pleeaassee.. masukin Do..", katanya seraya menghisap jari telunjukku.
Dia mengangkat kakinya dan menyimpannya di atas bahuku sementara aku berdiri di atas lutut. Perlahan aku mulai memasukkan penisku. Vaginanya yang sudah basah kuyup dan licin memudahkanku untuk membenamkan seluruh penisku ke lubang sorga dunia miliknya.
"Aahh.. nnikmmaatt..", teriaknya sambil menggoyangkan pinggulnya melingkar.
Aku mulai memainkan sodokanku. Kecepatannya semakin lama semaikn kutambah begitu pula goyangan pinggul Ibu Intan.
"Ibu.. enaakk.. uhh.. shh..", desahku sambil memejamkan mata.
"Aahh.. sshh.. mm..", ia mendesah sambil menghisap jari tanganku.

Suara becek vagina Ibu Intan yang dikocok oleh penisku terdengar seperti sebuah nyanyian yang merdu. Sesekali terdengar bunyi derak meja makan tempat kami bercinta. Kami berganti posisi. Ibu Intan membelakangiku dengan posisi menungging dan aku menusuknya dari belakang. Tubuh kami semakin basah kuyup oleh keringat. Keringat Ibu Intan yang bercampur dengan cairan susu kental menimbulkan wangi yang semerbak. Kami semakin terhanyut ke dalam dunia yang entah dimana.
"Teerruuss.. cepett.. lebih.. cepett.. aahh..", Ibu Intan mendesah sambil memintaku untuk mempercepat sodokanku.
Kami berganti posisi lagi. Aku dalam posisi duduk dan Ibu Intan duduk dipangkuanku sementara penisku asyik bergulat di dalam lubang vaginanya.
"Aahh.. sshh.. goyang terruss..", desahku ketika Ibu Intan mulai bergoyang dengan ganasnya.

Kami berciuman sementara penisku dikocok oleh lubang vaginanya Ibu Intan yang sangat hangat sekali. Vagina Ibu Intan semakin banyak mengeluarkan cairan pelumas yang hangat. Suara becek yang diakibatkan oleh sodokan kontolku dan beceknya lubang vagina Ibu Intan semakin keras.
"Aaahh.. sshh.. aahh.. oohh.. yess.." desahku.
"Faster.. oohh.. aahh.. ssh.. faster.. Do..", desah Ibu Intan sambil memintaku untuk mempercepat sodokan penisku.
Sementara penisku "bermain" di dalam lubang vaginanya Ibu Intan, lidahku juga mulai memainkan putingnya. Itu membuat tubuh Ibu Intan semakin bergerak tak karuan, goyangan pinggulnya semakin ganas dan sesekali dia menggigit leherku untuk menahan kenikmatan yang dia rasakan.

Semakin lama semakin kupercepat sodokan penisku dan gelitikan lidahku di putingnya semakin kupercepat pula, semakin ganas juga Ibu Intan bergoyang.
"Aahh..ooohhh......sssshhhhhhh!", Ibu Intan melenguh panjang sambil memelukku sangat erat sekali, tubuhnya menegang hebat, matanya terpejam dan kurasakan ada cairan hangat kental mengguyur penisku. Ibu Intan mengalami orgasme. .........
Aku semakin mempercepat sodokanku. Tubuh Ibu Intan mulai melemas tapi aku terus mempercepat sodokanku.
"Ahh.. Ibu Intan.. aku mo keluarr.. sshh.. ahh", ada sesuatu di dalam penisku yang mulai bergerak dan geli bercampur enak yang kurasakan mulai meningkat.
"Do.. keluarin di luar ya.. di mulutku..", pinta Ibu Intan.
Aku mencabut penisku dan dengan rakusnya Ibu Intan segera menghisap kontolku dengan ganas.
"Aahh..", tubuhku mengejang,ssshhhhh.....glek..glek ..sshhhh.....mataku terpejam dan tubuhku seperti melayang menembus atmosfer bumi. Rasanya sangat nikmat sekali, sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku memuncratkan air maniku di dalam mulut Ibu Intan.

Ibu Intan terus menghisap penisku dengan ganas.
"Aahh.. ooochhh...acchhh......sshh", aku mendesah kecil ketika penisku yang mulai loyo terus dijilati oleh Ibu Intan.
Lidah Ibu Intan terus menjilatinya sampai bersih. Lalu kami sama-sama terbaring lemas di atas meja makan. Kami masih berpelukan.
"Nikmat sekali hari ini.. thanks ya Do..", Ibu Intan berkata kepadaku sambil menatapku.
"Sama-sama.. aku seharusnya yang berterima kasih..", kataku sambil membelai rambut Ibu Intan.
Kami lalu berciuman lalu berpelukan. Karena kecapean, kami pun langsung tertidur di atas meja makan tempat kami bermain kenikmatan.

Aku terbangun ketika cahaya sudah terang. Aku melihat jam dinding, wah.. ternyata pukul setengah tujuh pagi. Kulihat Ibu Intan masih tertidur di pelukanku di atas meja makan yang berantakan tanpa sehelai benang pun menempel di tubuh kami.
"Bu.. bangun..", bisikku di telinga Ibu Intan.
Wajahnya terlihat begitu cantik ketika tertidur.
"Jam berapa sekarang Do?"
"Setengah tujuh".
"Hah.. setengah tujuh?!", Ibu Intan kaget dan segera bangun.
Kami segera berpakaian dan membereskan meja yang berantakan.
penisku masih terasa nyeri campur pegal......
diputar dan digoyang oleh vagina Bu Intan......
Vagina estewe.....alias setengah baya...yang betul betul nikmat
dan berpengalaman......

cacing

CACING
Sebelumnya saya minta maaf jika cerita saya ini terlalu mengusik rasa moral para pembaca. Namun saya harus tuangkan apa yang sesungguhnya pernah terjadi.
Ceritanya berawal dari rumah petak kontrakan saya di dalam gang yang agak terisolir dan gelap. Saya pilih tempat ini karena selain murah, juga karena rasanya rada ekslusif karena luput dari perhatian para tetangga.
Hanya satu kamar tamu, satu kamar tidur, kamar mandi. Tidak terlalu besar, karena harganya murah. Tapi bagi saya yang merantau ke Jakarta ini rasanya cukuplah, karena dana kiriman orang tua untuk membiayai kuliah saya juga tidak terlalu berlebihan.
Saya baru sekitar 3 bulan menempati rumah petak ini, setelah sebelumnya kost di dekat kampus. Kegiatan kuliah di tahun pertama tidak terlalu padat. Biasanya sekitar jam 3 sore saya sudah kembali ke rumah.
Fotografi adalah hobi saya. Untunglah saya hidup di masa foto digital sudah merebak, sehingga hobi saya tidak terlalu membebani biaya rutin bulanan.
Di samping tumah saya ada sebidang tanah kosong yang sering dijadikan arena bermain anak-anak yang tinggal di sekitar situ. Mereka adalah obyek foto saya. Mereka senang difoto ketika sedang bermain dan saya senang menangkap ekspresi polos anak-anak. Karena itu maka saya banyak mengenal anak-anak di lingkungan itu.
Salah satu anak yang paling centil dan paling sering saya jadikan model adalah Ery. Dia cantik dan masih duduk di kelas 5. Dia paling akrab dengan saya sehingga sering menerobos kamar saya ketika saya sedang asyik menonton TV. Tidak ada lagi rasa canggung dan dia sering pula minta diajari menyelesaikan PR nya.
Saya tentu saja tidak punya perasaan apa-apa selain senang mempunyai teman kecil dan dengan sepenuh hati ingin membantu dia agar nilai pelajarannya selalu unggul. Itu pulalah akhirnya yang mengakibatkan Ery sering main ke rumah saya. Ia anak tunggal dan hidup hanya dengan ibunya. Seharian dia hanya sendirian di rumah, karena ibunya bekerja dari pagi sampai petang.
Sebagai anak yang masih berumur sekitar 10 tahun, ia tampaknya bongsor dan genit. Tapi waktu itu saya tidak terpikir sedikit pun untuk tertarik secara seksual.
Suatu hari ketika dia tersesak buang air, dia langsung masuk kamar mandi. Rumah saya memang sudah dianggap sebagai rumahnya. Dia memang biasa begitu. Namun tiba-tiba saya mendengar dia menjerit memanggil saya. "Mas..... mas.....mas... tolong mas ada cacing"
Saya kaget dan langsung bangun dari tempat duduk, " dimana"
"Ini di sini aku jijik, tapi aku malu," jeritnya sambil menangis dan terhiba-hiba.
"Lantas gimana, apa perlu aku tolong,"
Pintu kamar mandi masih terkunci dan dari dalam masih terdengar Ery menghiba , " mas tolong mass)
Kunci pintu kamar mandi terdengar dibuka dan Ery dengan berpenutup handuk berdiri sambil agak nungging.
Aku menerobos masuk dan mencari di sekitar lantai, " mana " kataku.
"Ini mas di pantat dia nggak mau keluar menggantung.
Ery berbalik dan menungging di depan ku. Ternyata cacing itu menggantung di lubang duburnya.
"Sebentar aku ambil tisu"
Aku keluar dan mulai terpikir, kalau aku cabut dari lubang anusnya pasti akan terlihat kemaluannya. Akal iseng ku mulai keluar. "Sini nungging, nggak usah malu kalau takut sama cacing."
Ery tanpa pikir panjang Lalu nungging di depan ku, maka terpaparlah anus dengan cacing tergantung dan kemaluannya dari belakang. Pelan-pelan aku cabut cacing dari lubang anusnya dan keluarlah cacing sepanjang hampir 10 cm.
Ery bergidik melihat cacing, karena dia geli pada binatang cacing. "Mas aku takut, nanti ada lagi yang keluar."
" Ya udah mas tunggin di sini kamu terusin buang airnya." Ery kembali nongkrong menghadap ke arah ku. Maka terpaparlah gundukan kemaluan yang masih gundul.
Aku pura-pura tidak tertarik melihat kamaluannya, padahal kontol mulai ngaceng.
Ery masih mengeluarkan sisa tinja yang tertahan. Dia rupanya trauma dengan cacing tadi sehingga tidak berani melihat ke bawah. "Mas Ada lagi nggak cacing yang keluar?"
Karena kamar mandi sempit maka tidak ada ruang untuk aku melihatnya dari belakang. Satu-satunya celah hanya memandang dari depan. Aku pun dengan gaya ditenang-tenangkan jongkok untuk memeriksa apa ada cacing yang tergantung. Yang aku perhatikan tentu saja bukan cacing, tetapi memeknya yang merekah. Aku pura-pura memperhatikan kemungkinan ada cacing, padahal meneliti bentuk memeknya yang merekah merah.
Kontolku mengeras maksimal. "nggak ada lagi kok,' kata ku datar.
"Mas cebokin mas aku takut, nanti msih ada cacingnya."
Astaga, ini anak kenapa jadi begini. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, akhirnya saya mengeliminir rasa jijik. Ery ku suruh jongkok di depan ku dan dengan gayung aku mencebokinya. Berkali-kali aku usap tanganku di sekitar anusnya sampai bersih dan tentu saja menyenggol memeknya. "Mas jangan ke situ mas geli," kata Ery ketika kesenggol clitorisnya.
Setelah aku sabuni dan bersih, aku pun menyabuni tanganku berkali-kali. " Masih ada cacingnya nggak mas," tanya Ery.
"Nanti mas periksa, jangan pakai celana dulu, mas mau periksa di luar di tempat yang agak terang."
Padahal mana mungkin memeriksa cacing dalam anus, orang ketika diraba sudah tidak terasa apa-apa.
Ery kuminta telentang di tempat tidur, mengangkan selebar mungkin dan mengangkat kakinya. Memeknya kelihatan jelas dan anusnya juga . Aku sibak anusnya pura-pura memeriksa padahal mataku menatap lobang memek yang kecil dan tertutup.
Aku raba lubang anusnya dan sedikit memasukkan jari tengah, tetapi tidak bisa. Tak kurang akal aku cari cream body lotion dan kulumasi jari tengah lalu ku tusuk perlahan-lahan ke dalam lubang anusnya. Ery mendesis, mungkin geli atau mungkin juga keenakan. "Sakit" tanya ku.
"Sedikit tapi juga geli"
Jari tengah ku masuk pelan-pelan sampai akhirnya masuk seluruhnya lalu aku putar-putar. Ery makin mendesis-desis. "Ssssshhh.....ssssshhh....sssshhhh"
"Nggak ada lagi kok" kataku menyudahi pemeriksaan jahil.
Lalu Ery ku suruh kembali mengenakan celana dalamnya.
"ini gara-gara mama sih, aku disuruh makan obat cacing jadi keluar deh cacingnya," kata Ery bersungut-sungut.
KOntolku tegang maksimal, tapi aku tidak tau harus berbuat apa. Ery masih 10 tahun, meskipun teteknya mulai tumbuh.
Kubuang pikiran jahat ku dan aku kembali menenangkan diri.
Celakanya Ery sejak saat itu sering minta diceboki. Anak ini makin manja. " Abis enak sih diceboki ama Mas," katanya manja.
Aku selalu mengambil kesempatan meraba itilnya ketika menceboki Ery sampai kadang-kadang dia menggelinjang kegelian.
Dia pun sudah tidak punya rasa malu lagi dan percaya 100 persen bahwa aku menjaganya. Padahal otakku suntuk setiap kali meraba itilnya, kontolku ngaceng sekeras-kerasnya. Apa boleh buat.
Suatu saat ide ku muncul untuk mengambil fotonya dalam keadaan bugil. Dia toh senang difoto, dan tidak lagi ada rasa malu di depan ku. So tidak ada penghalang. Aku jadi bebas menikmati tubuh telanjangnya, baik langsung atau dalam file di komputer.
Ery pertama heran atas permintaanku dan dia merasa malu juga kalau harus beraksi telanjang di depan kamera. Tapi aku beralasan untuk dokumentasi pribadi.
Dia akhirnya setuju. Segera aku ubah kamar ... ...tidurku menjadi studio dan berbagai pose dari yang artistik sampai yang paling vulgar. Dari berdiri malu-malu sampai tangannya menguak vaginanya dan kuambil close up. Selaput daranya sampai bisa tertangkap kamera karena terlalu seringnya memeknya dipluek.
Aku jadi makin terangsang memperhatikan fotonya di komputer. Hasil jepretanku tidak kalah dengan foto-foto lolita dari Rusia atau Ukraina. Semua pose yang ada di situs-situs lolita sudah aku praktekkan pada Ery.
Akhirnya kepala ku jadi ngeres, tetapi aku tidak berani mengingat berbagai risiko yang bakal muncul jika aku menyetubuhinya. Keadaan jadi cenggur (ngaceng nanggur) terus. Pelampiasannya hanya onani.
Suatu hari Ery menegurku. " Mas sudah lihat Ery telanjang, tetapi Ery belum pernah lihat Mas telanjang, nggak adil dong," katanya.
Aku bingung mencari kata-kata dan alasan untuk bertahan.
"Kenapa kok pengin lihat mas telanjang ?" tanya ku sambil mencari ksempatan waktu berpikir untuk bertahan.
"Ery juga pengin motret mas telanjang,' katanya.
"Mati aku," aku jadi makin terpojok.
Akhirnya aku menyerah karena tidak punya alasan dan kata-kata untuk bertahan. " Ya udah, Ery mau motret mas talanjang sekarang ?"
Ery hanya mengangguk.
Aku malu bukan karena aku harus telanjang, tetapi kontolku ini ngaceng, kalau aku buka celana tiba-tiba mencuat batang 15 cm, bagaimana aku menerangkannya.
Muncul akal. "Sebentar Mas mau buang air dulu ya." Aku buru-buru masuk kamar mandi dan sambil nongkrong aku onani. Setelah ejakulasi aku pura-pura menyiram kotoran di wc. Dalam keadaan telanjang bulat aku keluar dan menemui Ery di kamar ku yang sudah siap dengan kamera digital ku.
Setelah aku ajari mengenai cara pengambilan gambar, Ery mulai beraksi
menyorot diriku dari berbagai posisi. "Sialan aku dikerjai anak kecil nggak sanggup ngelawan," kata ku dalam hati.
Sialnya dia pun ikut-ikutan mengambil foto close up kontol ku. Bukan hanya mengambil foto dari jarak dekat, dia pun mengubah-ubah posisi kontolku ketika aku pada posisi duduk setengah berbaring.
Kontolku yang sejak tadi lemes saja, disenggol-senggol jadi bangun. " Lho mas kok kontolmu jadi bengkak.
"YA orang disenggol-senggol ya jadi bengkak," kataku sekenanya.
"Sakit nggak mas, orang cuma disenggol kok bisa bengkak," katanya polos.
"Ya agak sakit," kataku berbohong.
"Gimana ngobatinya, pakai refanol bisa nggak," katanya bersungguh-sungguh.
"Nggak bisa pakai refanol, nantilah kita obati setelah foto-foto selesai.
"Kamu harusnya juga telanjang jadi kita bisa foto berdua sambil telanjang, kata ku." Otakku jadi kurang kurang sehat kalau lagi sange. Padahal foto berduaan telanjang ini risikonya besar. Tapi kalau lagi sange mana berpikir panjang begitu.
Ery setuju dan kami pun berfoto berdua telanjang dalam berbagai gaya.
Rupanya dalam berbagai pose dimana tanganku memegang teteknya yang baru numbuh dan memeknya yang belum tumbuh bulu membuat dia jadi terangsang juga. Buktinya memeknya ketika kuraba mulai basah.
Aku baru tahu kalau anak kecil bisa terangsang dan memeknya basah juga.
Aku pun makin gila dan berpose makin mesra, mulai pose mencium bibirnya, mencium teteknya menjilat pentilnya yang masih kecil. Ketika Mencium bibirnya aku melumatnya dan tidak memperdulikan timer di kamera lagi. Ery binggung dan tetapi diapun jadi makin terangsang. Begitu juga ketika pose aku menjilat pentil susunya, dia geli-geli keenakan.
Aku kemudian mengusulkan posisi gambar aku menjilat memeknya. Dia Protes karena dianggap itu menjijikkan. Aku bilang aku nggak jijik, cobalah. Dia memegang kamera dan aku tiarap di antara kangkangan kakinya dan dengan hati-hati aku menyentuhkan ujung lidahku ke ujung clitorisnyanya. " Ah geli mas, " katanya sambil menarik menjauhkan memeknya dari lidahku. Foto tidak sempat diambil karena dia kaget.
"Coba lagi" kataku.
Kini tanganku merangkul pantatnya untuk menahan agar dia tidak menarik lagi pantatnya seperti tadi.
"Ok siap ya" kata ku.
Kini aku tidak lagi menjulurkan lidahku tetapi membenamkan seluruh mulut ke vaginanya dan lidahku mencari clitoris di ujung atas liptan memeknya bagian dalam. Dia menggelinjang dan aku terus melakukan serangan dengan jilatan lembut ke clitorisnya. Setiap kali lidahku mengenai ujung clitorisnya setiap kali pula dia menggelinjang. Dia bingung dan lupa harus mengambil foto. Posisinya yang tadi setengah duduk kini jadi rebah telentang sepenuhnya. Aku pun makin bersemangat menjilati clitorisnya. Ery mulai mendesah dan makin lama makin panjang. Sssshh..... sssshhhh..... ssssssshhhhh.
Mungkin sekitar 5 menit tiba-tiba Ery menjerit tertahan dan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Aku menghentikan jilatan dan menekankan lidahku diitilnya. Tangan Ery juga menarik kepalaku agar menekan vaginanya. Dia mencapai orgasme mungkin yang pertama seumur hidupnya.
Tubuhnya yang tadi meregang, kini lemas seperti tak bertulang. " Geli dan enak banget mas, apasih tadi itu," katanya kemudian setelah dia mulai siuman.
"Itu namanya orgasme, yaitu kepuasan seksual."
Aku tidur telentang di sampingnya, dengan posisi kontolku mengacung tegak ke atas.
Tangannya kuraih dan kubawa ke kontol ku untuk menggenggamnya. " Keras amat mas, kenapa sih," tanyanya penuh keheranan.
"Bisa sembuh nggak," tanynya lagi.
"BIsa tapi kamu harus bantu mengobatinya"
"Caranya gimana"
"Caranya sama seperti tadi mas lakukan pada Ery."
"Ih Ery nggak bisa mas, Ery jijik" protesnya.
" Kalau mas nggak jijik, kenapa Ery jijik, coba dulu, kalau nggak gitu bengkaknya makin besar dan nggak bisa sembuh." ujar ku.
Ery bangkit dan mendekatkan kepalanya ke kontol ku. Tangannya mulai menggenggam batang kontolku yang keras seperti kayu.
"Coba jilat ujungnya" kata ku memberi komando.
Dengan gerakan ragu-ragu dia mulai menjulurkan lidahnya dan menyentuh kepala kontolku. Setelah beberapa jilatan dia mulai terbiasa.
" Kulum," perintahku.
"Itu mas ada lendirnya dan rasanya agak asin," protesnya.
Aku ambil celana dalam yang tergeletak di samping ku dan aku lap lendir di ujung kontol ku.
Ery dengan gerakan ragu mulai mengulum perlahan-lahan, tetapi giginya menyentuh ujung kepala kontolku.,
"jangan sampai kena gigi Ry"
Setelah beberapa saat dia mulai terbisa dan bisa menyesuaikan agar giginya tidak menggeser kontol ku.
"Manju mundur dan sedot yang kuat," kata ku sambil aku mengambil foto pada moment yang sangat merangsang ini.
Ery dengan cepat mengikuti perintahku dan kini dia sudah mulai mahir. Rasa enak menjalar ke seluruh tubuhku sampai ke ubun-ubun rasanya.
"Rya bawahnya juga dijilat ," Kata ku sambil memberi petunjuk untuk juga menjilat buah zakarku.
Aku tidak bisa menahan nikmatnya dijilati anak umur 10 tahun yang mulai pintar ini. Ssshhh ...... sssshhh ..... aduh enak ry terus Ry, Sedot lagi Ry. Aku tidak bisa bertahan lama dan kuangkat kepalanya menjauh dari Kontolku dan kubekap kontolku yang segera memuntahkan cairan kental putih ke atas perutku.
Ery menatap heran. " Apa yang keluar itu ... ...mas, kok kental dan lengket gitu," tanyanya.
"itu sperma, sebagai tanda akau mencapai puncak kenikmatan seperti yang kamu rasakan tadi," kataku.
Badan ku lemas dan aku segera melap cairan itu dengan handuk kecil yang memang sudah kusediakan sejak awal di tempat tidurku.
Sekitar 5 menit kami tidur telanjang berdampingan.
Sejak saat itu, Ery jadi ketagihan dan dia sering memintaku untuk memuaskan dirinya dan memuaskan diriku juga.
Berbagai gaya foto vulgar adeganku dengan Ery makin lengkap dalam koleksi. Aku menyimpan semua foto-foto itu dalam internet yang hanya aku bisa melihatnya.
Adegan itu terus berlangsung sampai sekitar 3 bulan, sampai suatu saat aku ingin mendapatkan yang lebih dari itu.
Otak ku makin gila dan tidak lagi terpikir risiko-risiko yang bakal muncul.
Dengan alasan adegan foto aku mulai menempelkan ujung kemaluan ku di mulut vaginanya. Pertama ya hanya nempel saja dari berbagai angel. Tapi rasa penasaran mendorongku untuk berbuat jauh.
Aku ingin membenamkan kepala kontolku saja, untuk merasakan kenikmatan memeknya tanpa merusak sepalut keperawannya. Pada awalnya sulit sekali menerobos masuk dengan bantuan jely pelicin perlahan-lahan kepala kontolku mulai bisa menyeruak lipatan vaginanya. Aku berhenti ketika di dalam vagina ada yang terasa menghalangi. Gerakanku hanya maju mundur 1-2 cm saja. Rasanya juga sudah nikmat sekali sampai aku bisa menembakkan air maniku. Aku tidak berani melepas maniku di dalam memeknya.
Ritual ini berlangsung lebih dari 10 kali sampai aku tidak memerlukan jeli pelicin lagi bagi mendorong kepala kontolku.
Rasa penasaran juga lah yang mendorong aku untuk berbuat lebih jauh lagi. Aku mencoba untuk memasukkan setengah batang kontolku, karena kalau cuma kepala ketika ditarik sering lepas dan lama-lama jadi kurang nikmat.
Ketika Kepala kontolku tertahan untuk masuk terus, aku berhenti dan menarik nafas. Kontolku aku pertegang sehingga ada efek sedikit mendorong masuk, lalu aku kendurkan lagi ketika Ery mengernyit kesakitan. Kemudian aku pertegang lagi sambil agak mendorong, berhenti ketika Ery mulai kesakitan. Gerakan itu bisa membawa batang kontolku masuk lebih dalam, sekitar 2 inci lalu aku bermain maju mundur pada jarak 2 inci sampai menjelang aku ejakulasi.
Permainan 2 inci akhirnya lancar setelah kami bermain sekitar 2 minggu dengan frekuensi sekitar 5 kali.
Ery makin ketagihan dengan permainan yang makin meningkat ini. Dia tidak lagi merasakan kesakitan ketika permainan 2 inci itu berlangsung.
Selanjutnya aku mulai mencoba menerobos lebih dalam lagi. Tekniknya sama dengan sebelumnya berhenti ditegangkan lalu tekan sedikit. berhenti lagi lalu tegangkan dan tekan sedikit. Gerakan ini bisa membawa kontolku terbenam sekitar separuhnya. Aku pun berhenti pada posisi ini dan hanya bermain setengah tiang.
Seminggu bermain setengah tiang dan tidak ada lagi rasa sakit pada memek Ery membawa aku penasaran ingin membenamkan seluruh kontolku ke dalam memeknya.
Dari posisi setengah tiang tidak lagi terlalu sulit dan lama untuk membenamkan seluruh batang kontolku, meskipun gerakanku tetap hati-hati dengan menegangkan dan mendorong pelan. Bless masuklah seluruh batang kontolku ke dalam memek kecil yang masih belum tumbuh bulu. Aku berhenti untuk sekitar 1 menit pada posisi terbenam itu, menikmati betapa hangat dan sempitnya memek Ery.
Perlahan-lahan gerakan maju mundur dengan sangat lambat aku coba dan kontolku terasa seperti terjepit sangat ketat. Aku tidak bisa bertahan lama di dalam memek yang sempit, sekitar 5 menit pertahananku jebol dan aku muntahkan di perut cewek imut ini.
Sebelum memulai membenamkan kontolku aku selalu memuaskan Ery dengan oral sampai dia orgasme minimal 2 kali. Sebab, aku menyadari, aku tidak bisa membawanya orgasme melalui hubungan normal, karena sempitnya memek ini tidak mungkin aku bertahan bisa main lama.
Berbagai posisi hubungan badan kuabadikan dari berbagai angel sampai pada posisi-posisi close up. Ngentot menjadi kegiatan rutin kami sampai Ery mencapai usia 11 tahun.

*******************************

Persahabatan ku dengan Ery jadi makin akrab dan berkat bimbinganku pada pelajaran sekolahnya, dia berhasil meraih rangking 1 di kelasnya. Aku bangga dan juga puas.
Meski perbedaan usia kami terpaut 9 tahun, tetapi dalam hubungan sex kesenjangan itu hampir tidak ada artinya. Hampir setahun aku berteman dengan Ery, tetapi sekalipun aku belum pernah melihat Ibunya, apalagi mengenalnya.
Aku memang kurang berminat mengenal ibunya dan kalau bisa malah menghindar mengenalnya.
Ternyata Ery juga menutup rapat diriku terhadap ibunya, ia hanya mengaku sering belajar bersama teman sekelasnya.
Sudah hampir setahun aku berhubungan dengan Ery sampai ia berusia 11 tahun. Dia belum mendapatkan mensturasinya.
Meskipun usianya masih terlalu muda, tetapi nafsu sexnya ternyata cukup tinggi. Aku seringkali kewalahan menghadapi permintaannya. Hampir setiap hari dia memintaku untuk menyetubuhinya. Setiap kali hubungan seringkali aku harus meladeninya sampai 4-5 ronde. Kadang-kadang pinggang ku rasanya sampai mau patah, karena pada ronde ke dua dan seterusnya aku baru bisa ejakulasi setelah sekitar 30 menit.
Kecil-kecil sudah hyper, bagaimana besarnya nanti. Suatu kali dia pernah diminta ibunya untuk menginap di rumah temannya karena ibunya harus pergi ke luar kota untuk selama 2 hari. Ibunya percaya saja kalau Ery memang benar menginap di rumah temannya, tanpa dia mengecek. Padahal Ery mendekam dirumahku. Karena dua hari itu adalah hari Sabtu dan Minggu, maka Ery seharian di rumah ku. Dalam 24 jam aku melayaninya sampai 10 ronde. Ronde ke 9 ejakulasiku hanya mengeluarkan angin.
Akhir-akhir ini aku agak jarang menyetubuhi Ery karena kegiatan kuliahku padat, dan kadang-kadang sampai malam. Ery protes karena dia jarang disetubuhi. namun keadaan yang tidak memungkinkan. Aku menyetubuhinya paling pada hari Minggu, karena sampai malam minggu aku disibukkan dengan kuliah.
Sudah sekitar 3 bulan memek Ery hanya aku besut seminggu sekali. Pada awalnya setiap kesempatan hari minggu Ery menuntutku bermain sampai 6 ronde. Namun karena aku lama-lama kewalahan akhirnya akau hanya penuhi 3 ronde saja. Begitulah berjalan beberapa bulan sampai Ery bercerita bahwa dia tertarik pada teman laki sebayanya. Aku kenal anaknya bernama Aryo, karena dia juga dari lingkungan sekitarku juga.
Suatu malam minggu ketika aku pulang kuliah sekitar jam setengah 7, aku menangkap bayangan di halaman kosong sebelah rumah ku ada seperti orang mengendap-endap. Aku pun berjalan mengendap untuk memastikan pandangan apa gerangan gerakan itu, pencurikah, atau hewan. Sampai jarak 5 meter aku baru bisa melihat agak jelas bahwa disudut tanah kosong itu ada dua anak sedang bergumul. Aku dekati sampai sekitar 2 meter aku kejutkan mereka, " Ngapain ini" dengan nada suara membentak.
Mereka terkejut dan tak segera bisa lari, karena kulihat Ery dan Ary sedang bertindih-tindihan. Celana mereka tidak dilepas hanya diturunkan sampai sebatas betis, sehingga susah berlari. Keduanya pucat dan malu.
Dengan nada tetap garang saya perintahkan mereka mengenakan kembali pakaiannya. Keduanya aku gelandang masuk ke rumah ku.
Mereka duduk di ruang depan dengan kepala tertunduk, malu takut bercampur baur.
"Kamu masih kecil kenapa ... ...sudah bermain seperti orang dewasa," kata ku sok berwibawa dan bersih.
Mereka lalu saling tuduh menuduh mengenai siapa yang memulai dan siapa yang mengajak.
"Sudahlah" kata ku
"Kamu nggak usah takut, tadi saya sudah lihat kamu." kata saya.
"Mas tolong mas saya jangan diadukan ke orang tua saya atau di bawa ke polisi, tolong mas," kata Aryo.
"Baik," kata saya.
"Saya tidak melaporkan perbuatan kalian asal kalian menuruti saya," kata Ku
"Saya kasih kalian kesempatan meneruskan permainan kalian tadi di sini tetapi saya akan melihatnya, kalau kalian tidak bisa, maka akan saya laporkan ke orang tua kalian,"
Aryo baru berani mengangkat kepala dan bertanya. "benar boleh di sini".
"Benar, di sini kalian aman tidak ada yang memergoki."
KUperintahkan keduanya membersihkan diri ke kamar mandi dan dari kamar mandi keluar harus dalam keadaan talanjang masuk ke kamar ku.
Pertama Aryo masuk ke kamar mandi, Dia mandi, mungkin di semak-semak tadi gatal., Keluar dengan malu-malu menutup burungnya masuk ke kamar ku. Aryo umurnya 12 tahun. Ery kemudian masuk kamar mandi dan dia mencuci seluruh badannya dan menyabuninya. Dia keluar dari kamar mandi dengan tenang jalan sambil telanjang masuk ke kamar ku.
Aku duduk dikursi dan siap memberi aba-aba. "Aryo apakah kamu sudah pernah onani dan mengeluarkan mani."
"Sudah mas" jawabnya singkat.
"Baik sekarang kamu telentang."
Ery kuperintahkan memegang kemaluan Aryo yang belum berbulu agar bangun menegang. Dalam beberapa saat saja kemaluan Ery sudah bangun dan tegak sekitar 12 cm panjangnya. Dia sudah sunat. Ery kuperintahkan untuk mengulumnya. Aryo kaget dan protes. "Kok diemut mas, kan jijik katanya."
"Udah kamu diam saja dan ikuti perintahku"
Aryo pssrah dan tidur telentang, Ery yang memang sudah lihai dengan segera mengambil posisi diantara kedua kaki Aryo dan mengulum penis Aryo.
Aryo mendesis-desis keenakan. " Enak yo," tanyaku.
"Enak banget mas tapi rada geli, tapi enak."
Ery yang sudah piawai mengoral akhirnya menjebol pertahanan Aryo hanya dalam waktu kurang dari 2 menit. Semua mani Aryo ditelan dan Aryo kelojotan kegelian ketika ejakulasi penisnya masih diisap oleh Ery. Sampai penis Ary lemas baru dilepas oleh Ery.
"Enak banget mas, saya belum pernah ngerasakan seperti ini," kata Aryo.
" Kamu juga harus membuat enak Ery, setelah istirahat sebentar, kamu juga harus menjilat memek Ery" kata ku.
Aku perintahkan Ery tidur telentang dan Aryo kubimbing tengkurap diantara kedua paha Ery. Dia awalnya ragu, menjilat memek Ery. Aku kuak memek Ery dan kutujukkan itilnya yang harus dijilat dengan gerakan lembut.
"Kalau kamu tadi dienakkan oleh Ery, sekarang giliran kamu mengenakkan Ery, itu biar adil,"kataku.
Aryo dengan gerakan ragu dan penasaran melihat memek yang merekah merah itu akhirnya dia mulai menjulurkan lidahnya ke clitoris Ery. Karena lidahnya terus dijulurkan Aryo mulai lelah. " Bekap mulutmu ke memeknya, dan jilati terus," perintahku.
Aryo kemudian menurut dan Ery mulai kelojotan itilnya dijilati. Sekitar 5 menit Ery meregang dan Aryo kuperintahkan mengehentikan jilatannnya dan lidahnya menekan memek Ery. Ery pun menekan kepala Aryo ke memeknya kuat-kuat. Baru 15 Detik Aryobersikeras mengangkat kepalanya menjauhi memek Ery, "nggak bisa nafas" katanya. Ery yang lagi tanggung orgasme akhirnya menekankan tangannya ke memeknya sampai orgasmenya tuntas.
Kontol Aryo sudah berdiri lagi, meski belum penuh. Ery yang baru menyelesaikan orgasmenya langsung meraih kontol Aryo dan meremas-remasnya. Mendapat perlakuan itu, kontol Aryo makin mengeras sampai sempurna.
"Sekarang masukkan kontolmu pelan-pelan ke memek Ery, kamu merangkak diatas Ery, cium bibirnya, lalu cium teteknya,"
Aryo yang sudah mulai bangkit nafsunya segera mencium Ery. Mereka berciuman penuh nafsu dan tidak memperdulikan ada orang lain yang menonton. Sementara aku kontolku makin tegang.
Aryo kemudian turun menciumi tetek Ery yang baru numbuh sebesar "mouse" laptop. Sekitar 10 menit cumbuan aku perintahkan Aryo memasukkan kontolnya ke memek Ery.
"Tadi waktu diluar kamu sudah sempat masukkan kontolmu apa belum " tanya ku.
"Belum, dia nyodoknya selalu didepan, mana bisa masuk," kata Ery.
"Abis aku nggak tau lobangnya ada di bawah," kata Aryo.
Ary membimbing kontolnya menuju memek Ery, tetapi berkali-kali gagal masuk sampai Ery menuntun ke memeknya dan menarik pantat Aryo agar kontolnya segera menerjang pintu masuk.
Aryo mulai menggenjeot dengan penuh semangat. Dia pompa sekuat tenaga. Sekitar 5 menit dia bertahan pada posisi itu. Aku perintahkan untuk tukar posisi. Ery kini diatas dan Ery dalam posisi duduk bersimpuh mengangkangi badan Aryo ia melakukan gerakan maju mundur. Aryo nyengir-nyengir keenakan kontolnya dibesut Ery. Pada posisi ini Ery sempat mencapai orgasme sempai dia lunglai jatuh memeluk Aryo. Posisi kuperintahkan berganti lagi, dengan posisi dog style. Ary menyodok kontolnya dari belakang sambil memegangi pantat Ery. Mungkin posisi itu menstimulan G Spot Ery, sehingga Ery tak lama kemudian mengerang dengan keras keenakan. Mendengar erangan itu Aryo makin semangat dan makin terangsang dia puun mencapai puncaknya dan membenamkan dalam-dalam kontolnya dan menyemburkan lahar panas ke dalam memek Ery.
"Saya lupa mas menarik kontol saya, dikeluarkan diluar, abis enak banget," kata Aryo meminta maaf pada ku.
" Kalau dia hamil kamu harus bertanggung jawab, " kataku mengingatkannya.
Aryo wajahnya jadi kecut dan seketika itu juga kontolnya menciut.
"Enggaklah mudah-mudah," kata saya.
Aryo pun kembali bersinar mukanya.
Mereka aku perintahkan untuk kembali masuk kamar mandi bersama-sama untuk membersihkan diri. Hampir setengah jam kutunggu kok nggak selesai-selesai. Ketika kubuka pintu kamar mandi ternyata keduanya melanjutkan ronde ketiga dalam posisi berdiri, Ery membungkuk dan Aryo menyikatnya dari belakang.
"Abis ngaceng lagi mas gara-gara kontolku disabuni Ery," kata Aryo sambil senyum-senyum-senyum.
"Awas jangan dikeluarkan didalam, cabut kalau mau nyembur, kata ku.
Sekitar 10 menit kemudian keduanya keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar dan klimis. Sudah hampir jam setengah 10 kalian segera pulang aku antar ke dekat rumah kalian. Kami berjalan bertiga dan Aryo lebih dulu sampai ke rumahnya. Setelah aku dan Ery jalan berdua, Ery minta aku balik lagi ke rumah. " Ibu Lagi pergi mas." katanya.

******************

Sejak saat itu rumahku dijadikan hotel jam-jaman oleh kedua anak itu. Ery kini melayani aku juga Aryo. Namun Aryo tidak pernah tahu hubunganku dengan Ery. Kami sepakat merahasiakan.
Kedua anak itu telah pula membintangi film porno karya ku untuk durasi sekitar 30 menit. Mereka sudah tidak lagi canggung di depanku. Aku pun memanfaatkan mereka untuk membersihkan dan merapikan, rumah ku.
Kuperhatikan hubungan Aryo-Ery hanya Just4Fun, karena baik Aryo maupun Ery tetap bebas berteman akrab dengan yang lain. Hubunganku dengan Ery juga sama, sehingga tidak ada ... ...rasa cemburu diantara kami.
Suatu hari Ery mengajak seorang wanita ke rumah ku, "Kenalkan ini mama saya."
Jantungku berhenti beberapa saat. Rasa khawatir, malu, tajub bercampur baur menjadi satu. Di sisi lain kagum dan terpana muncul dalam otakku.
"Oh ini mas didit, " ujar ibunya sambil mengulurkan tangan menyalamiku.
Wanita cantik berusia tidak sampai 30, kulit putih dengan body sempurna tinggi sekitar 165 cm dengan berat seimbang.
"Mas didit saya mau berterima kasih selama ini membimbing Ery sehingga dia unggul di sekolah," kata wanita cantik ini.
Serr darah ku yang tadi bergumpal di otak segera mencair dan kepala ku yang tadinya panas kini menjadi dingin mendadak. Plong dadaku juga ikut lega.
"Ah nggak usah dipikirkan, saya hanya memanfaatkan waktu luang saja, tidak usah menjadi rasa berhutang," kataku merendah.
Percakapan kami segera menjadi akrab dan akhirnya Ery dan ibunya mengajakku ke rumahnya. Aku sebetulnya malu, tetapi tidak punya alasan menolak.
Sebuah rumah yang cukup bagus berpagar tinggi. Interior di dalamnya rapi dan penataan yang apik. Ery hanya tinggal berdua dengan ibunya. Mereka jengah merekrut pembantu karena selalu keluar-masuk dan ada saja barang-barang yang hilang jika pembantu itu berhenti.
Ibunya termasuk wanita yang suka ngobrol, apa saja diceritakan sampai mengenai ia kawin muda usia 15 tahun dan melahirkan Ery pada usia 16 tahun. Pantas kelihatan masih muda karena usianya sekarang baru 27 tahun.
Dia bercerai dengan suaminya sudah lebih dari 5 tahun dan dia terus terang mengakui bahwa penyebab perceraian itu, karena dirinya lesbi.
"Mas didit sering-sering kemari nemani Ery dan mengajarinya, saya tidak bisa terlalu banyak membimbing karena waktu saya habis menurusi bisnis yang kini memerlukan perhatian lebih serius.
Sejak saat itu, aku jadi sering main ke rumah Ery, dan jika aku libur kuliah aku bisa seharian di rumah Ery. Kami bertelajang bulat saja berkeliaran di rumah itu sepanjang hari.
Dari Ery kuketahui ibunya mempunyai pasangan lesbi yang sering juga datang ke rumah kalau ibunya sedang berada di rumah. Bahkan sering menginap. Ibunya terang-terangan kalau bercumbu dengan pasangannya dan tidak pernah merasa canggung meski di depan anaknya. Belakangan ku ketahui Ery bahkan sering dilibatkan. Ery pun mengaku dia kerap diminta ibunya jika sedang sange sementara pasangan lesbinya tidak datang. Akhirnya aku hampir mati mendadak terkejut, ketika Ery mengungkapkan bahwa hubugan dengan ku juga sudah diketahui semua ibunya. Jadi pengin malu tapi udah terlambat.
Setelah 3 bulan aku mengetahui semua kehidupan dalam rumah itu. aku pun sudah kenal dengan pasangan lesbi ibunya. Kami berempat sering ngrumpi kadang-kadang bergadang main remi, sampai kami akhirnya telanjang bulat berempat, karena memang taruhannya membuka baju. Tidak ada rasa canggung lagi dan rahasia diantara kami berempat. Ibunya santai saja melakukan cumbuan berat dengan bertelanjang bulat dengan pasangannya di depan ku dan Ery. Aku pun santai saja ngentot Ery di depan ibunya dan pasangan lesbinya.
Mbak Vina begitu aku menyebut ibunya Ery dan Mbak Dian pasagan lesbinya yang berperan sebagai pria, tidak pernah sedikitpun tertarik pada diri ku. Mereka berdua memang pernah memegang-megang kontol ku yang menegang, tapi mereka melanjutkan bercumbu berdua.
Aku pun tak berani berusaha mengubah orientasi seks mereka, karena mereka tetap dingin menghadapi laki-laki meski sudah telanjang di depan mereka.
Aku baru menyadari kenapa keluarga ini tidak tertarik mempunyai pembantu. Sebab kehidupan bebas mereka jadi terrganggu jia ada orang lain yang pemahaman sexnya tidak sebebas mereka. Aku pun diperkenankan masuk ke lingkungan ini karena ibunya tahu aku telah ngewek anaknya berkali-kali.
Suatu hari aku terbangun dari tidur lelahku setelah main 3 ronde dengan Ery dikamarnya. Kulihat jam didinding menunjukkan jam 7 malam. Samar-sama kudengar suara ramai di ruang keluarga. Perutku lapar. Dengan santi bertelanjang bulat aku keluar menuju dapur yang tentunya melewati ruang keluarga. Kami biasa berlalu laang telanjang di rumah ini. Ada rasa yang berbeda memang jika hidup di komunitas telanjang. Paling tidak kita jadi bersikap lebih terbuka dan jarang berbohong.
Aku berhenti sebentar mengamati area pertarungan. Ternyata Mbak Dian sedang dijilati Ery dan Mbak vina sedang menjilati anak perempuan usia sekitar 15 tahun. Oh ini Didit, kenalkan ini adiknya mbak Dian, "mirna" katanya menyalami ku dan aku balas "didit" Kami dalam keadaan telanjang bulat. Aku lalu pamit dari arena karena mau bikin mi isntan di dapur, " lapar " kata ku.
Mereka segera melanjutkan pertarungan dan aku santai saja duduk di sofa dekat mereka sambil makan mi. Antara lapar dan terangsang akibatnya aku tetap makan tetapi pelan-pelan kontol juga bangun. Apa boleh buat ketika aku berjalan kembali mengantar mangkok kosong ke dapur, aku berjalan sambil dalam keadaan kontol ngacung ke depan. Itulah dunia telanjang, sulit menutupi keadaan yang sebenarnya.
Aturan di rumah itu, setiap habis makan harus sikat gigi sampai bersih. Sikat gigi di wastafel dekat dapur tersedia beberapa dan tidak ada yang khusus dimiliki seseorang. kami bergantian semaunya menggunakannya. Aku pun lalu membersihkan mulut dan mulut kembali segar.
Sambil menenteng segelas air dingin aku kembali ke arena duduk disofa memperhatikan pertarungan 4 wanita berbeda-beda usia. Mbak dian meski tomboy tetapi fisiknya sesungguhnya sexy. teteknya besar, mungkin ukuran 36 B, pinggangnya ramping dan pantatnya bulat kulitnya agak gelap. Mbak Vina teteknya tidak terlalu besar tapi bulat dan pantatnya juga lebar dan tonggeng.
Nah Mirna kuperhatikan badannya pendek tapi semok dan kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lurus. Jembutnya masih jarang kelihatannya baru tumbuh sekitar 25 lembar.
Mereka semua santai saja meski aku menonton, hanya Mirna yang kelihatannya rada kurang kosentrasi. Pendatang baru memang maklumlah begitu.
"Dit ini ajari anggota baru kita," kata Mbak Vina.
Mbak Vina lalu membimbing Mirna merangkak lalu bersimpuh di depan kontolku yang ngaceng. "Coba kamu pegang dan kamu isap kontol Didit ini." Mirna sejenak menatapku, aku pun mengangguk.
Dengan gerakan agak ragu Mirna mencekam kontolku lalu didekatkannya kemulutnya tapi dia berhenti ketika jarak mulut ke kontol tinggal 5 cm. Dia diam sebentar. Aku pun diam memperhatikannya. Aku mencoba pasif dan menikmati apa pun yang akan dilakukan Mirna.
Dengan gerakan ragu dia mulai menjulurkan lidahnya ke ujung penisku. Di sapunya dengan jilatan seluruh kepala penis, itu. Aku memberi respon dengan mendesis dan mengerang pela. Ini menambah semangat Mirna untuk bertindak agresif sehingga semua batang penis dijilati termasuk ke kantong zakarku yang jadi sensitif. Kali ini mendesis dan mengerang sesungguhnya karena memang makin nikmat. " MIr isap mir" pintaku diselingi desis dan erangan pelan. Mirna mengetahui tindakkannya benar dan membakar birahiku dia pun makin bersemangat. Di sedotnya kuat-kuat sampai rasanya ubun-ubunku ikut kesedot. Aku jadi mengerang keras melampiaskan rasa nikmat. Mirna mulai mengerti cara mengulum tanpa diberi petunjuk, dia maju mundurkan batang penisku sampai hampir masuk semua ke mulutnya.
Sekitar 15 menit ... ...adegan ini berlangsung, mulutnya mungkin mulai pegal sehingga dia bangun dan menubruk tubuhku memelukku erat. Mulutnya ku sosor dan dengan ciuman erat aku cium sampai dia hampir kehabisan nafas.
Kubalikkan posisi sehingga kini gantian dia duduk bersandar di sofa dan aku menindih badannya. Ciuman ku lanjutkan ke puting susunya yang masih belum tumbuh sempurnna tapi sudah mengeras karena terangsang.
Kuhisap, kugigit pelan lalu dijilat. Mirna mulai mengeluarkan desisan ulah. Dia rupanya sangat ekspresif. Desisannya makin keras kadang-kadang malah mengerang seperti orang kesakitan. Aku jadi makin full voltase endapat respon begitu. Memeknya ku raba, ternyata sudah basah kuyup.
Aku pun perlahan-lahan turun mencium perut, selangkangan, paha bagian dalam. Mirna menggeelinjang kegelian dan keenakan juga. Ku lebarkan bentangan kakinya dan ku kuak memek yang bentuknya montok kayak "mouse" Itilnya ternyata sangat menonjol sehingga tidak susah aku menemukannya. Merah muda mengkilat keluar dari lipatan di atas lipatan bibir dalamnya. Kubekapkan mulutku ke wilayah sekitar itil yang menonjol itu dan dengan sapuan lembut kujilat sekeliling itil yang terasa mengeras.
Mirna mengerang makin keras dia tidak peduli ada beberapa orang di sekitarnya. Ketika itilnya mulai bisa menyesuaikan jilatanku aku pun mulai menuju ke ujung itilnya. Dia menggelinjang kaget sambil berteriak. Pelan-pelan kusapu ujung itilnya dengan lidahku ku bagian bawah. Dia makin mengerang dan bergerak liar sehingga aku terpaksa menahan kedua pahanya dengan tanganku. Kini ujung lidahku yang mulai menyapu ujung itilnya dengan gerakan yang konstan dan beritme 1/1.
Tidak sampai 5 menit Mirna berteriak keras dan menarik kepala erat kepalaku ke memeknya. Mulutku jadi belepotan cairan vagina Mirna, aku pun sulit bernafas. Memeknya berdenyut menandakan ia mencapai orgasme. Tampaknya semua kaget ketika Mirna berteriak saat awal orgasme sampai semua aktifitas di ruang itu berhenti memperhatikan "Whats wrong". " Gila lu mir tereak sekenceng-kencengnya kata Mbak Dian.
Habis enak banget sih aku jadi nggak tahan dan lupa. Dalam keadaan bersandar lunglai aku tetap seperti bersujud di depan Mirna. Ku colok jariku ke dalam memek Mirna. Agak sulit masuk sampai Mirnya meringis. Aku mencari lokasi G Spot di bagian dalam memeknya.
Jaringan empuk bulan sebedsar uang logam Rp 50 yang baru kutemukan dibelakang saluran pipisnya. Dengan gerakan lembut kugesek pelan dengan ritme yang tetap. Kini Mirna kembali mengerang dan mendesis bergantian . Suaranya makin lama makin keras. Ledekan Mbak Dian dan Mbak Vina tidak diperdulikan Mirna. Dia makin seru dan akhirnya belum 2 menit dia berteriak sekuat-kuatnya lalu sadar dan menutup mulutnya sendiri. Itupun dia tetap berteriak didalam dekapan tangannya. Jariku tetap di dalam memeknya terasa dijepit jepit dengan ritme yang hampir sama dengan denyut kontolku ketika sedang ejakulasi. Cairan memeknya meleleh makin banyak. Mirna baru mendapatkan orgasme G Spot, suatu orgasme yang jarang dialami cewek.
Kini Mirna terkulai lemas, sementara aku makin horni dan makin keras. Kami ternyata jadi tontonan "life Show" ini mulai mereka nikmati ketika Mirna mengerang dengan suara yang cukup keras.
Kontolku yang mencung keras ke depan pelan-pelan ku tempelkan ke depan bukan memek Mirna. Ujung penisku ku else-oleskan dengan carian yang banjir di mulut memeknya, lalu pelan-pelan kusodokkan mmenyeruak ke dalam memek Mirna. Agak sulit meskipun pelumasan sudah cukup. dengan gerakan hati-hati ku dorong pelan-pelan k menerjang masuk makin dalam ke dalam memek Mirna. Sampai pada titik tertentu kontolku tertahan tidak bisa maju. Rasanya seperti buntu, padahal kontolku baru masuk setengah jalan. Aku menduga ini adalah selaput dar Mirna. Kalau kiupaksa dengan dorongan kuat, Mirna pasti keskitan luar biasa. Maka gerakan menegang untuk maju kembali kupraktekkan. lalu diselinigni dengan gerakan maju mundur untuk meleluasakan lobang yang telah berhasil diterobos. Setelah gerakan setengah tiang lancar. Aku kembali berhenti di titik buntu dan dengan sedikit menekan dan menegangkan penisku aku akhirnya berhasil masuk lebih dalam. Mirna meringis dan di ujugn matanya meleleh air mata. " Sakit Mir" Dia mengangguk. Aku majukan penisku pelan-pelan sampai seluruhnya terbenam. Stay sekitar 2 menit dalam keadaan terendam penuh, aku mulai mencoba menarik perlahan-lahan. Gerakan ini juga akag seret rasanya sampai kulit penisku ikut tertarik seperti kesedot memeknya mirna. Kutarik sedikit- kumajukan secara bertahap akhirnya gerakan tarik maju makin panjang. Mirna pun mulai melupakan kepedihan memekmeknya karena selain pantannya mulai bergoyang dia juga mulai mengerang dan mendesis lagi. Makin lama makin keras suaranya. Aku pun menikmati memek sempit ini rasanya legit amat. Mungkin selain memek perawan, juga karena cairan memeknya kental dan agak lengket. Mungkin kalau diibaratkan oli mesin dia punya SAE 120, kental sekali. Benar juga dalam hatiku ,cewek berkulit hitam, memeknya lebih enak dari yang berkulit putih. Sekitar 15 menit aku pompa Mirna dan dia sudah menjerit 2 kali tanda orgasmenya, tetapi tetap kugenjot sambil mencari posisi G SPotnya dengan sodokan penisku. Kutemukan ketika dia bereaksi menerima sodokankan dengan erangan-erangan seirama sodokkanku. Tiba-tiba dia seperti orang bersin dan lalu menjerit kembali sekuat-kuatnya ttanpa ingat harus menutup mulutnya sehingga serulah isi rumah ini dipenuhi teriakan mirna. Dia mencapai orgasemnya yang tertinggi. Menddapat respon itu akau jadi makin terangsang dan terasa lahar mulai akan menyembur. Kutarik kontolku dan kukocok sebentar lalu ku keluarkan di atas perut Mirna. Mirna sudah pasrah saja . Dia lemas abis, terkulai seperti tidak bertulang.
Kuambil handuk kecil basah lalu ku lapkan ke bekas ceceran maniku di perut Mirna, Dia tertidur pulas di kursi itu.
Sejak itu kami setiap malam minggu melakukan sex party. Aku hanya satu-satunya pejantan. Dua wanita yang harus aku layani sementara yang dua lagi nggak tertarik ama kontol. " aku heran kok bisa begitu ya, padahal mereka juga menggunakan dildo."
Aku nggak ambil pusing lah, kalau mereka normal, akau nanti yang kewalahan, punya 4 babon. Dengan 2 babon saja dengkulku rasanya hampir copot.
Secara sembunyi aku menempatkan kamera dan handphone dengan kapasitas besar pada posisi yang strategis. Tiga kamera masing-masing video kamera. handpone, stil kamera digital yang bisa berfungsi sebagai video kamera dan web cam yang aku hubungkan dengan laptop aku arahkan ke arena "sex party" 4 kali sex party aku memiliki banyak sekali file di dalam komputerku tinggal mengedit dan menyatukannya dalam satu video berdurasi sekitar 1 jam. Hasil candid camera ternyat tidak terlalu mengecewakan, cukup detil dan lumayan bikin orang terangsang menontonnya. Tidak ada yang tahu kecuali aku sendiri.

**************
Aku sering kali tidak percaya dengan pengalaman yang kualami, andapun berpikir mungkin begitu juga. Wajarlah, tapi kita nikmati saja cerita ku tanpa harus banyak mempersoalkan. Yang penting sange lah. Aku terpaku hampir 10 jam menuangkan ceritaku ini.
Suasana di rumah Mbak Vina tiba-tiba berubah ketika 2 anak kembar laki perempuan masuk kerumah itu sebagai anggota keluarga. Pada usia sekitar 9 tahun mereka ditinggal mati kedua orang tuanya akibat ... ...kecelakaan. Mbak Vina adalah satu-satunya kerabat dekatnya sehingga dengan terpaksa dia harus menampung kedua anak yang manis dan cakep ini. Mereka polos berasal dari kota jauh dari Jakarta.
Anak kembar laki-perempuan umumnya harus hidup dipisahkan, karena mereka cenderung akan intim seperti sepasang pacar dan merasa kembarannya adalah jodohnya.
Sampai saat terakhir hidup dengan orang tuanya mereka tidak tinggal terpisah, bahkan jika mereka dipisah tidur di kamar berbedapun akan resah dan saling tidak bisa tidur. Mereka memang akhirnya disatukan dalam satu kamar dengan ranjang terpisah ketika tinggal bersama orang tuanya.
Ketika di rumah mbak Vina mereka pun tetap rapat dan tinggal disatu kamar, bahkan di satu tempat tidur. Mereka nyata sekali saling menyayangi satu sama lain.
Tetapi kamilah yang tidak bisa saling menyayangi, karena terhalang kehadiran mereka. Kegiatanku dengan Ery dan Mirna akhirnya pindah ke rumah ku dan MMbak Vina dan Mbak Dian menutup diri di kamarnya.
Kehidupan munafik ini berlangsung sampai 3 bulan, membuat seisi rumah ini jadi makin frustasi, sampai aku memergoki keduanya saling berciuman di tempat tidur seperti layaknya orang pacaran.
Vicky dan Dicky begitu mereka diberi nama terkejut melihat kehadiranku yang tiba-tiba menyelinap ke dalam kamar mereka. Terkejut, malu dan ada rasa bersalah, Vicky si kembar cewek berkilah, "Aku menyayangi Dicky mas.".
"Nggak apa-apa kok, mas mengerti, kamu nggak usah malu"
Untuk lebih meyakinkan mereka aku mengajari trik-trik berciuman. Meski agak ragu mereka akhirnya bisa menerima kahadiranku.
Dari interaksiku mereka sudah terbiasa berciuman sejak mungkin setahun terakhir ini. Hanya itu saja.
Aku ajari berciuman akan makin asyik kalau satu sama lain saling meraba. Yang diraba adalah masing-masing kemaluan mereka. Awalnya aku ajari meraba dari luar pakaian masing-masing genital sambil berciuman. Setelah mereka praktekkan dan mereka rupanya jadi terangsang. Kubimbing tangan Dicky masuk ke dalam celana dalam Vicky sampai menemukan memeknya dan Vicky pun aku bimbing tangannya memasuki celana Dicky untuk menggenggam batang milik Dicky.
Hampir 15 menit mereka saling meraba dari dalam sampai Dicky tiba-tiba protes, " Mas Vicky pipis nih tangan saya jadi basah."
Vicky protes. "enggak kok, vicky enggak pipis."
Mereka berhenti beraktifitas gara-gara Vicky terangsang dan memeknya mulai basah.
Aku menjelaskan bahwa Vicky memang benar tidak pipis. Bawuknya basah karena dipegang-pegang Dicky. " Itu normal, dan tandanya Vickya senang dan menikmati. " Ya kan Vick)" Vicky mengangguk malu.
Akhirnya mereka kuarahkan untuk membuka semua baju dan celana dan bertelanjang bulat. Vicky keberatan dan agak protes, mereka malu kalau harus saling telanjang mereka belum pernah melakukannya apalagi di depan diriku.
Aku matikan lampu kamar sehingga suasana jadi agak temaram, dan akhirnya setelah aku yakinkan bahwa aku mengajari mereka agar bisa menikmati rasa yang lebih enak, akhirnya mereka melpas semua pakaiannya. Kambali mereka kusuruh pelukan, ciuman dan meraba genital masing-masing lawan. Mereka mengulangi adegan tadi dan tangan Vicky kuarahkan agar melakukan gerakan mengocok penis Dicky dan tangan dicky kuarahkan agar jari tengahnya menyelip ke dalam belahan memek vicky.
Keduanya makin tgerangsang sehingga tidak peduli lagi ada aku disampingnya .
Dicky aku arahkan agar mencium kedua puting Vicky yang belum tumbuh karena dadanya masih rata. Dia menuruti dan rupanya Vicky makin terangsang meski belum tumbuh teteknya. Dia mulai mengerang meski tertahan dan pelan. Sedang dDicky pun makin agresif mengisap pentil Vicky yang rupanya juga mulai mengeras.
Dicky kuarahkan agar tidur telentang dan Vicky duduk disampingnya. Vickya kuarahkan menintensifkan kocokan ke batang Dicky yang telah tegang sempurna dengan panjang sekitar 10 cm. Dicky penisnya telah disunat. Kocokan Vicky makin kencang sampai akhirnya Dicky mengerang. Dia mencapai orgasme tetapi belum ada spermanya. Vicky kuminta menghentikan aktifitasnya karena penis Dicky jadi terasa ngilu. " Enak oom," terimakasih ya. Dicky tersenyum puas.
"sekarang giliran kamu memuaskan Vicky" perintahku.
"Gimana mas caranya,".
Kuarahkan jari tengahnya untuk menggosok perlahan-lahan itil Vicky. Begitu jari tengah Dicky menyentuh clitoris Vicky, dia menggelinjang dan terkejut. Dicky pun bingung, "Kenapa Vick," tanya Dicky.
"Geli," katanya.
Kuarahkan agar d
Dicky memperlakukan clitoris Vicky secara halus dan jangan ditekan kuat-kuat. Dicky dengan sabar menuruti perintah ku, tetapi dia selalu kehilangan arah mencari clit Vick. Nggak kelihatan sih katanya.
Aku menyalakan lampu dan Dicky tidak protes malah dia senang. Aku tunjukkan dimana letak clit Vicky dan bagaimana memperlakukannya.
Dicky akhirnya mulai mahir memainkan clit Vicky sampai sekitar 10 menit Vicky meregang dan aku perintahkan tangan Dicky mendekap memek Vicky. " Mas memek Vicky kok berkedut-kedut," ujar Dicky.
"Yah memang begitu sama seperti kamu tadi juga berkedut-kedut," jeasku.
Pelajaran hari ini sampai disini saja, mereka kuasarankan untuk membersihkan diri.
Dicky dan Vicky makin akrab dengan ku mereka makin banyak bertanya dan makin terbuka. Nanti aku ajari yang lebih asyik lagi, aku menjanjikan mereka. "Emang ada yang lebih enak lagi mas," tanya Vicky.
"Ada dong,"
Ajari lagi dong, sekarang dong mas," kata Dicky.
Kusarnakan mereka membersihakan kemaluannya dan menyabuninya sampai terasa wangi. Tanpa tunggu lama mereka segera menyerbu kamar mandi dan tidak sampai 5 menit mereka sudah menemuiku di kamarnya.
"Buka baju dan lakukan seperti yang kalian biasa lakukan," perintahku.
Keduanya langsung berpagutan dan mulai saling meraba, Dicky mulai pintar menciumi bagian-bagian tubuh Vicky. Demikian juga Vicky mulai pandai merangsang genital Dicky. Sampai titik rangsangan tertentu mereka kuminta berhenti. Kuperintahkan Dicky tidur telentang dan batangnya sudah menegang keras sekali, Vicky kuminta mencium batang penis Dicky. " Ih buat pipis kok dicium, jijikan mas," protes Vicky.
"Tadi kan sudah dibersihin dan pakai sabun, coba cium wangi nggak," ujar ku.
Vicky mencoba mencium dan memang dia mengirup aroma wangi sabun. "Jilat ujungnya ujung penisnya," perintahku.
Vicky agak ragu dan mulai menjilat seperti dia sedang mencoba merasakan sesuatu. " Nggak ada rasanya mas," ujarnya.
"Memang ngga ada rasanya, tetapi Dicky merasakan enak, benar gak Dick,"
Dicky hanya mengangguk.
Vicky mulai terbiasa menjilat, ujung penis Dicky lalu aku menunjuk bagian-bagian yang harus dia jilat. sampai ke kantong zakar.
Dicky keenakan, sambil menggelinjang. Setelah lancara acara penjilatan, aku minta Vicky mengulum batang Dicky. Vicky yang sudah terangsang tidak protes jijik lagi dia mulai memasukkan batang Dicky ke dalam mulutnya . " Jangan sampai kena gigi," titahku pada vicky.
Isap dan maju mundur , ujarku pada Vicky.
Belum sampai 5 menit Dicky sudah kelojotan keenakan. Kuperintahkan Vicky untuk menghentikan aktifitasnya.
"Lebih enak mas, top deh" puji ... ...dicky.
Kini giliran kamu Dick memuaskan Vicky.
"Tapi Vicky kan nggak punya batang apanya yang mesti diemut," protes Dicky.
Vicky ku suruh berbaring dan merengganggkan kedua kakinya dan menekuk ke atas. Kubuka lobang memek Vicky dan menunjukkan pada Dicky bagian mana yang harus di jilat.
"Tapi memek Vicky basah mas, kalau batangku kan kering," protes Dicky.
"Coba cium wangi nggak," ujar ku.
Dicky membaui memek Vicky dan dia setuju memek Vicky memang masih wangi bau sabun.
Dicky kuarahkan tidur telungkup diantara kedua kaki Vicky dan mulai menjilat clitnya. Bagitu tersentuh lidah Vicky kaget. " Kenapa Vick, sakit, tanya Dicky.
"Enggak kok tapi geli dan agak ngilu."
Kuarahkan agar jilatan dicky janan langsung ke ujung clit tetapi seputarannya saja dulu sampai Vicky terbiasa dan beradaptasi dengan jilatan Dicky. Dicky kusarankan untuk membekapkan mulutnya ke sekitar itil Vicky.
Vicky mulai terangsang hebat dan bergerak-gerak ketika itilnya tersentuh lidah Dicky.
Sekitar 10 menit, Vicky mulai kelojotan dan merintih keenakan. Dia mencapai orgasme. Dicky kusuruh menghentikan aktifitasnya dan kembali mencium mulut Vicky yang masih sange berat pasca orgasem. Vicky memeluk erat saudara kembar laki-laginya.
Setelah dua minggu aku biarkan pengetahuan cumbu mereka dsampai disitu akhirnya, Dicky menarik tanganku." Mas katanya kalau batangku dimasukkan ke memek Vicky rasanya bakal lebih enak lagi. ADa temen di sekolah yang cerita-cerita soal ngentot. Saya sudah coba tapi nggak bisa masuk," kata Dicky.
"Sebetulnya belum waktunya kamu melakukan itu, jadi ya belum bisa," ujarku enteng.
"Yah mas tapi Dicky kepengin," Vcky yang kemudian merapat juga mengatakan hal s=yang sama.
"Ya sudah sana cuci-cuci dulu," perintahku
Aku lalu menyusul masuk ke kamar mereka.
Aku duduk di kursi dan mengamti dari kejauhah. Kuperintahkan mereka melakukan ritual seperti biasa , cium, raba dan oral. Mereka protes dan mengatakan ingin langsung. Aku yakinkan itu tidakbisa, harus ada proses tidak bisa langsung apalagi ini baru pertama, jadi harus melalui proses dari pelajaran sebalumnya.
Mereka pun akhirnya menuruti kata-kataku dan hampir 1 jam mereka menyelelsaikan masing-masing orgasmenya.
Batang Dicky sudah tegak kembalisetelah hampir 10 menit mengoral Vicky.
Vicky kuarahkan tidur dengan mengangkangkan kakinya dan menekuk ke atas.
Dicky merangkak di atasnya dan dengan tanganku ku bimbing batang penisnya menemukan sasaran. Sebelumnya batang Dicky aku lumasi dengan KY Jelly agar lebih licin. Kepala penis Dicky mengkilat karena sudah mencapai ketagangan yang sempurna aku kuakkan belahan memek Vicky dan Dicky dengan memegangi penisnya di mendorong masuk ke dalam memek Vicky.
Berkali kali kepelset ke atas dan ke bawah. sampai akhirnya kepala penis dicky masuk. " Pelan-pelan dick, jangan dipaksa karena ini dirasakan sakit oleh Visky," kata ku.
Vicky membenarkan dengan mengatakan "pelan-pelan Dick, sakit".
Aku minta dicky menarik sedikit dan kembali mendorong sedikit. " TArik sedikit dan dorong lebih banyak,"
Gerakan itu berhasil membawa batang Dicky masuk hampir separo smpai dia merasakan buntu. Sementara Vicky sudah berlinangan air mata menahan rasa sakit.
Aku minta keduanya bersabar, karena memang pada usia kalian hal ini belum waktunya jadi agak sakit.
Dalam hatiku berkata bagus penisnya masih kecil kalau penisku yang menerobos, bisa pingsan si Vicky ini.
Gerakan maju mundur setengah batang sudah mulai lancar dan Vickya sudah mulai kurang merasa sakitnya.
Dicky kusuruh bertahan di dalam liang vagina Vicky dan kuminta untuk agak menekan sedikit , kalau Vicky sakit, harus berhenti, kalau sudah tidak sakit lagi diteruskan kembali. Dicky memang murid yang cerdas dia melakukan apa yang aku perintahkan sampai akhirnya semua batang penis dicky tenggelam di memek Vicky. Dicky kuminta untuk tidak melakukan gerakan kasar, karena Vicky masti merasakan sakit ada sedikit noda darah di sprei menandakan selaput dara Vicky sudah jebol.
Mungkin karena sempit dan demikian lama proses penerobosan itu. Dicky akhirnya mencapai orgasme di dalam memek Vicky.
Vicky tidak mendapatkan orgasme karena dia lebih merasa sakit dari pada enak
Keduanya terkulai lemas. Aku tinggalkan mereka dalam keadaan terlelap tidur.
Di luar aku ketemu Ery.
"Abis ngapain mas,"tanya Ery.
"Ngajari Dicky dan Vicky,"
Ery lalu faham dan segera menarikku ke kamarnya.
Suatu hari aku tanya Ery, "Mau gak ngajar praktek Dicky dan Vicky,"
Ery menyambut gembira tawaran ku itu.
Ketika tawaran yang sama ku sampaikan Dicky dan Vicky mereka juga setuju.
Pada hari yang sudah kami sepakati dimulailah pelajaran dengan guru Ery dan aku sebagai pengawas.
Untuk menghilangkan rasa canggung kami sepakati semua dalam keadaan telanjang di dalam kamar dan semua sudah dicuci bersih.
Bagitu kubuka celanaku maka kontolku langsung ngacung ke depan, Dicky juga begitu. Ah normal.
Ery teteknya sudah lebih besar karena dia kini sudah mencapai usia 12 tahun.
Pelajaran pertama adalah terhadap Dicky dan Ery akan melakukan praktek kepada Dicky. Vicky agak cemas tapi dia terpaksa menerima karena sudah kesepakatan.
Dengan kelihaian Ery dia mulai merangsang Dicky dengan mulai menghisap penis dicky diseleingi menjilan dan sampai menjilati lubang dubur Dicky. Mendapat serangan piawai dan tidak duduga, Ery jadi kelojotan keenakan dan mengerang tanpa sadar.
Belum sampai 5 menit Dicky sudah kejang mencapai orgasme. di mulut Ery.
Ery puas karena sergapannya segera membuahkan hasil. Vicky ternganga saja sambil duduk bersila disamping Dicky.
Ery lalu melepaskan saran. Kalau Dicky yang diajari, Vicky juga harus diajari secara praktek dan yang melakukannya adalah Mas Didit. Vicky Terperangah dan dia tidak bisa menangkis ketika Ery membujuk Vicky agar mau menerima pelajaranpraktek dari ku. Aku juga tak menduga bakal terlibat sejauh ini.
"Ayo mas ajarin Vicky tu biar lebih mahir," ujar Ery.
Vicky aku bimbing untuk rebah dan perlahan-lahan kucium keningknya, pipinya, lehernya , telinganya sampai dia mulai on. Bibirnya kusergap dengan gerakan yang menambah nafsu. Vicky jadi lupa dia sedang berhadapan dengan siapa . Tangannya segera merangkul leherku dan memeluknya erat. Aku semakin ganas menyerang Vicky. mulai kuciumi kebawah, sampai bagian susunya yang rupnya sudah agak mengelembung sedikit terutama bagian sekitar putingnya. Vicky menggeliat dan merintih keenakan.
JIlatanku makin ke bawah dan akhirnya mendarat sampai di sekitar memeknya. Tidak langsung menuju sasaran itil, tetapi diseputar memek dan lubang anusnya. Vicky makin kelojotan dan mulai mendesis.
Memek kecil itu mulai basah dan mulai mengalir keluar dari celahnya.
Melihat aksku, Dicky rupanya mulai terangsang dan pensinya perlahan-lahan bangun. Kesempatan itu tidak disia-siakan ErY lalu dia segera mendorong Dicky untuk tidur telentang dan Ery lalu menduduki penis Dicky yang dengan mudahnya masuk ke memek Ery. Ery melakukan gerakan maju mundur.
Aku pun mulai melakukan serangan ke itil Vicky dan mulailah dial bergelinjang-gelinjang smapia akhirnya dpada menit ke 10 dia meregang orgasme. ... ...Setelah pulih dari ritem orgasmenya aku mengarahkan kontolku untuk mencob menerobos masuk ke memek gadis 9 tahun. Dengan hati hati ku sorongkan kepala Penisku yang tampaknya terlalu besar bagi lobang vagina Vicky. Pelan-pelan kudorogn sampai semua bagian kepala masu. Vicky hanya menggelengkan kepala ketika kutanya apakah sakit. Aku maju mundurkan sedikit untuk melumasi batang penisku sebelum ku dorong lebih dalam.
Perlahan-lahan penisku mulai memenuhi rongga memek Vicky. Bibir Vagina Vicky terlihat terbuka lebar melahap batang penisku. Ternya bisa juga seluuh batang ku ambles ke dalam memk kcil ini. Aku melakukan gerakan hati-hati. "Penuh bagnet mas rasanya" ujar Vicky.
Pelan pelan aku goyang sampai gerakan keluar masuk makin lancar. Sekitar 15 menit pada posisi misionaris aku balikkan badan Vicky sehingga di sekarang berada diatas ku dia duduk persimpuh dan kuperintahkan melakukan gerakan maju mundur jangan naik turun, karena dia tidak bisa mengontrol gerakan naik turun. Khawatir nanti batangku copot dari memeknya.
Vicky mulai terangsang karena dia mendapatkan posisi yang tepat dia makin bersemangat menggerakkan pinggulnya sampai dia sendiri mengerang dan rebah ke badan ku. Vicky mencapai Orgasme.
Kuminta Vicky Nugging dan kuterobos lobang memeknya dari belakang gerakan keluar masuk makin merangsang dan hampir 10 menit Vicky berteriak . Rupanya dia mencapai orgase G-SPot. Akupun jadi makin terangsang dan Segera kutarik batangku lalu kusemprotkan seprma di pungkung Vicky.
Ery dan Dicky masih bergumul,. Mungkin sizenya tidak tepat jadi keduanya jadi mendapat rangsangan minimal. Hampir setengah jam kemudian Dickyy mengejang , sementara Ery belum mendapatkan orgasme.
Ery lalu menyambar kontolku dan diisapnya dengan penuh nafsu. setelah berdiri tegak dia segera duduk di atas penisku sambil terus melakukan gerakan ganas dan brutal sammpai dia menjerit keenakan mendadapat orgasme.
Kami berempat kelelahan.
Sejak sat itu kami berempat jadi bebas melakukan hubungan sex sampai akhirnya Mbak Vina mengetahuinya.
Komunita telanjagn kembli bersemi dan kami berenam lebih memilih telanjang dirumah dari pada mengenakan pakaian. Party sex pun kembali diselenggarakan.
Aku sempat mendokumentasikan pemecahan perawan Vicky oleh Dicky dan tentu saja pelajaran praktek dengan pembimbing aku dan Ery.
Dokumentasiku makin lengkap dan makin bervariasi aktor dan aktresnya.